Dina Boluarte, Presiden Peru yang Dapat Bintang Adipurna dari Prabowo

- Presiden Peru Dina Boluarte melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan menerima Bintang Republik Indonesia Adipurna dari Prabowo Subianto.
- Dina Boluarte adalah presiden perempuan pertama Peru, berprofesi sebagai pengacara dan notaris sebelum terjun ke politik, serta memiliki karier politik yang menarik.
Jakarta, IDN Times - Presiden Peru, Dina Boluarte, saat ini sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Ia baru saja bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.
Keduanya pertama kali bertemu pada November tahun lalu, saat kunjungan kenegaraan Prabowo ke Lima, Peru dan dalam forum APEC.
Dalam kunjungannya kali ini, keduanya membahas penguatan kerja sama antara Indonesia dan Peru. Selain itu, kunjungan Dina kali ini memiliki makna istimewa, karena bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Peru yang jatuh pada Selasa (11/8/2025). Prabowo menyatakan optimisme kerja sama kedua negara akan semakin berkembang.
Bahkan, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Adipurna kepadanya. Ini merupakan tanda kehormatan tertinggi dari Indonesia, atas jasa dan peran yang signifikan dalam meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama bilateral kedua negara.
Lantas, sebenarnya siapa Dina ini? Berikut profilnya:
1. Presiden perempuan pertama Peru

Boluarte yang memiliki nama lengkap Dina Ercilia Boluarte Zegarra lahir pada 31 Mei 1962. Berusia 63 tahun, Boluarte sebelumnya berprofesi sebagai pengacara, notaris dan pegawai publik.
Ia menjabat sebagai Presiden Peru sejak 7 Desember 2022. Ia merupakan presiden perempuan Peru yang pertama.
Ia pernah menjabat sebagai wakil presiden pertama dan menteri di Kementerian Pembangunan dan Inklusi Sosial di bawah Presiden Pedro Castillo. Sebelumnya, ia menjabat sebagai petugas di Pendaftaran Identifikasi dan Status Sipil Nasional (RENIEC) dari tahun 2007 hingga 2022.
2. Karier politik

Karier politik Dina bermula pada 2018. Ia maju sebagai calon wali kota distrik Surquillo, tetapi kalah. Pada 2020, Dina mencalonkan diri untuk Kongres lewat Peru Libre dan kembali gagal meraih kursi.
Ia kemudian terpilih sebagai Wakil Presiden Peru mendampingi Pedro Castillo pada 2021. Dina merangkap jabatan sebagai Menteri Pembangunan dan Inklusi Sosial pada Juli 2021 hingga Desember 2022.
Pada 7 Desember 2022, Pedro Castillo berupaya membubarkan Kongres secara sepihak dan memerintah dengan dekrit, memicu krisis politik. Kongres segera memakzulkannya dan Castillo ditangkap.
Sesuai konstitusi, Dina Boluarte saat itu Wakil Presiden, mengambil alih jabatan dan menjadikannya presiden perempuan pertama dalam sejarah Peru.
3. Kebijakan dan kontroversi

Setelah menjabat sebagai Presiden, Dina kemudian membuat kebijakan untuk stabilisasi politik, pembangunan ekonomi, inklusi sosial, serta hubungan luar negeri.
Pada stabilisasi politik, Dina berfokus untuk meredam gejolak politik dan protes yang pecah setelah pengangkatannya. Namun, hal tersebut menimbulkan kontroversi.
Terjadi protes besar-besaran di Peru yang membuat ribuan pendemo turun ke jalan dan menuntut pemilu dini serta menolak kepemimpinannya. Mereka menudingnya berkhianat pada Castillo.
Kontroversi lainnya yakni tuduhan pelanggaran hak asasi manusia saat pembubaran aksi demo. Akibatnya, puluhan korban tewas berjatuhan.
Namun, Dina tetap mengupayakan pemulihan ekonomi pascapandemi dan krisis politik. Ia juga melanjutkan program bantuan bagi masyarakat miskin, terutama di wilayah pedalaman.
Untuk hubungan luar negeri, Dina membuat kebijakan yang dapat memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara Amerika Latin serta mitra di Asia dan Eropa, termasuk Indonesia.