Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ditolak Lagi Masuk Schengen, Rumania Tuntut Austria 

ilustrasi bendera Rumania (unsplash.com/aboodi_vm)
ilustrasi bendera Rumania (unsplash.com/aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Rumania, Marcel Ciolacu, melayangkan tuntutan kepada Austria usai menolak masuk negaranya dalam anggota visa Schengen. Ia menyebut tindakan itu yang menghambat pertumbuhan ekonomi Rumania pada tahun ini.

Pada Desember 2022, Austria dan Belanda telah memblokir aksesi Rumania dan Bulgaria dalam skema visa Schengen di Eropa. Akan tetapi, kedua negara itu Eropa Barat itu sepakat menerima masuknya Kroasia sebagai anggota Schengen baru. 

1. Ciolacu tindakan Austria tidak dapat diterima

Ciolacu mengatakan tindakan Austria tidak dapat diterima dan dianggap sengaja menggunakan haknya untuk melakukan veto kepada Rumania. 

"Jika Kanselir Karl Nehammer sengaja menggunakan haknya untuk kembali memveto, sebagai perdana menteri, saya akan menantang keputusan Austria di Pengadilan Eropa. Kami ingin mereka memberikan ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkan dari penundaan aksesi Schengen," tutur Ciolacu pada Jumat (15/9/2023), dikutip Politico

"Rumania setidaknya harus menanggung kerugian PDB yang mencapai 2 persen akibat keputusan sepihak Austria. Veto dari Austria ini dikhawatirkan bisa menjadi contoh karena anggota lainnya akan mengikuti rekomendasi dari institusi UE," tambahnya. 

Ia menekankan tidak ada penambahan masuknya migran lewat Rumania dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebut Rumania telah melakukan pengetatan dan menggelar operasi gabungan dengan Serbia. 

2. Austria sebut Rumania dan Bulgaria tidak dapat mengontrol perbatasan

ilustrasi bendera Austria (pixabay.com/fachdozent)
ilustrasi bendera Austria (pixabay.com/fachdozent)

Pemerintah Austria menganggap bahwa perluasan negara anggota visa Schengen tidak masuk akal. Pasalnya, perluasan hanya akan menambah risiko masuknya migran ilegal melalui negara-negara Balkan ke Eropa Barat. 

"Saat ini, arus migran ke seluruh Eropa dan berbagai negara terus meningkat. Di samping pengetatan kontrol perbatasan dengan Jerman dan Polandia. Saat ini tidak masuk akal bagi saya untuk membicarakan perluasan area Schengen," tutur Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, dilansir Euractiv.

"Kami membutuhkan kontrol yang lebih ketat di perbatasan saat ini, bukannya semakin mengendurkannya," tambahnya. 

Ia pun menganggap bahwa Rumania dan Bulgaria tidak dapat mengontrol perbatasan mereka dengan efektiv. Hal ini akan menambah pekerjaan dari beban negara-negara anggota Schengen lainnya. 

3. Komisi Eropa dukung Rumania-Bulgaria masuk Schengen

Bendera Uni Eropa (pexels.com/@dusan-cvetanovic)
Bendera Uni Eropa (pexels.com/@dusan-cvetanovic)

Di sisi lain, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menekankan bahwa Rumania dan Bulgaria sudah siap masuk dalam anggota Schengen. Ia menyebut dua negara Eropa Timur itu dapat menjadi percontohan perlakuan kepada pencari suaka. 

"Mereka telah membuktikannya, Bulgaria dan Rumania adalah bagian dari area Schengen kita," terang von der Leyen. 

Sementara itu, keputusan pemerintah Austria untuk memblokade Rumania dan Bulgaria terus mendapat kritikan dari oposisi, Partai NEOS. Ia menyebut tindakan itu sebagai sikap anti-Eropa. 

"Ini adalah seruan langsung kepada pemerintah federal Austria untuk mengakhiri veto anti-Eropa," tutur anggota parlemen Eropa dari Partai NEOS, Claudia Gamon. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us