Dua Warga Singapura Tewas di Afrika Selatan Akibat Perahu Terbalik

Jakarta, IDN Times - Dua turis Singapura tewas pada Minggu (18/6/2023) setelah perahu kecil yang mereka tumpangi terbalik di sungai di Afrika Selatan.
Institut Penyelamatan Laut Nasional (NSRI), pada Selasa (20/6/2023), mengatakan bahwa kedua korban adalah laki-laki dan perempuan. Mereka mengikuti ekspedisi kano di Sungai Buaya dekat Bendungan Hartbeespoort bersama 20 warga Singapura lainnya. Mereka juga diitemani oleh enam pemandu wisata.
Menurut laporan, delapan turis dengan empat sampan terbalik saat mereka berada di sungai. Sambil menunggu bantuan, para pemandu terjun ke dalam air untuk menyelamatkan mereka.
Ketika unit penyelamat tiba, enam turis dan dua pemandu masih berada di dalam sungai, dan akhirnya diselamatkan melalui upaya gabungan. Dua orang Singapura sempat diberikan resusitasi jantung paru (CPR) sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.
"Terlepas dari upaya CPR ekstensif pada kedua pasien, baik laki-laki maupun perempuan, dengan sedih dinyatakan meninggal oleh paramedis," kata juru bicara NSRI, Craig Lambinon.
1. Insiden merupakan kecelakaan tragis
Keenam turis yang selamat mengalami cedera dan dirawat di lokasi kejadian sebelum akhirnya dipulangkan. Sementara itu, dua pemandu wisata yang tak sadarkan diri usai melompat ke sungai telah dibawa ke rumah sakit.
Ada juga 12 turis Singapura lainnya yang tidak terluka.
"Ini kecelakaan tragis. Pengarahan keamanan yang diperlukan telah dilakukan sebelum kelompok itu berangkat ke sungai," kata Arthur Crewe dari Unit Penyelamat Respons Strategis (SRU), dikutip dari AsiaOne.
Ia mengatakan, salah satu kano mengalami masalah, tersangkut di bendungan dan terbalik. Tiga perahu lainnya kemudian ikut mengalami gangguan, bertabrakan dan ikut terbalik.
2. Polisi buka penyelidikan
Lambinon menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban atas insiden tersebut. Ia mengatakan polisi telah membuka penyelidikan atas kematian dan operator tur juga ikut membantu para turis dan keluarga korban.
"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga yang ditinggalkan. Doa kami bersama semua yang terlibat dalam masa sulit ini," kata Lambinon.
Melansir CNA, Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) mengatakan sedang memberikan bantuan konsuler kepada keluarga korban melalui Komisi Tinggi Singapura di Pretoria.
3. Kecelakaan terjadi pada dua hari terakhir perjalanan di Afrika Selatan
Melansir The Straits Times, perwakilan dari perusahaan perjalanan The Travel Intern yang berbasis di Singapura, yang menyelenggarakan tur tersebut, mengatakan bahwa kecelakaan terjadi pada hari kedua terakhir dari rencana perjalanan mereka.
Sekitar 20 warga Singapura tersebut terdiri dari 18 wisatawan dan dua staf The Travel Intern. Adapun korban meninggal bukan anggota staf perusahaan.
"Prioritas terbesar kami sekarang adalah untuk mendukung keluarga yang terdampak dan telah mengirimkan anggota staf tambahan dari cabang agen perjalanan kami, yang segera terbang untuk mendukung tim di darat," kata perusahaan.
Menurut co-founder Hendric Tay, keluarga korban saat ini telah berada di Afrika Selatan. Dia mengatakan, mereka meminta privasi dan anonimitas dari orang yang mereka cintai
"Ini benar-benar hal yang paling penting dan kami tidak bisa cukup menekankannya," ujar Tay, dikutip dari CNA.
Dia juga menambahkan, perusahaan membantu pengaturan perjalanan dan memfokuskan upayanya untuk mendukung pemulangan para korban.