Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Member Parlemen Oposisi Kamboja Ditembak di Bangkok

ilsutrasi bendera Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)
ilsutrasi bendera Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)
Intinya sih...
  • Mantan anggota parlemen oposisi Kamboja, Lim Kimya (74) tewas ditembak di Bangkok pada 7/1/2025.
  • Kepolisian Metropolitan Bangkok mencari tersangka berusia 41 tahun yang diduga sebagai pembunuh bayaran profesional.
  • CNRP mengecam keras peristiwa penembakan dan meminta investigasi menyeluruh dari otoritas Thailand.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan anggota parlemen oposisi Kamboja, Lim Kimya (74) tewas ditembak di Bangkok, Thailand pada Selasa malam (7/1/2025). Politisi berkewarganegaraan ganda Kamboja-Prancis ini tewas seketika di lokasi kejadian dekat Wihara Wat Bowonniwet, distrik Phra Nakhon.

Melansir Al Jazeera, peristiwa penembakan terjadi tak lama setelah Lim Kimya tiba di ibu kota Thailand dari Siem Reap, Kamboja menggunakan bus. Saat kejadian, korban didampingi sang istri yang berkebangsaan Prancis dan pamannya warga negara Kamboja.

Lim Kimya merupakan anggota Cambodia National Rescue Party (CNRP) yang pernah menjabat sebagai anggota parlemen mewakili provinsi Kampong Thom. CNRP sendiri merupakan partai oposisi utama Kamboja yang dibubarkan pada 2017 silam atas tuduhan rencana pengkhianatan.

1. Polisi Thailand kejar pelaku pembunuhan

Kepolisian Metropolitan Bangkok telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap seorang pengendara motor berusia 41 tahun. Tersangka didakwa atas tuduhan pembunuhan berencana setelah menembakkan tiga peluru ke arah korban.

Dilansir Reuters, Kepala Polisi Bangkok, Jenderal Siam Boonsom menyatakan hasil investigasi awal menunjukkan pelaku merupakan pembunuh bayaran profesional.

"Kami telah mengumpulkan bukti dan mengetahui identitas pelaku. Saat ini kami sedang berupaya menangkapnya," ujarnya.

Melansir Bangok Times, rekaman kamera pengawas menangkap ciri-ciri pelaku yang mengenakan helm, celana jeans panjang, dan kemeja lengan pendek abu-abu. Pelaku terlihat membawa tas di bagian depan yang diduga menyembunyikan senjata api.

Berdasarkan rekaman tersebut, pelaku mengendarai sepeda motor Honda Wave 100 berwarna merah bernomor polisi 845. Setelah melakukan aksinya, pelaku kabur melalui Jalan Phra Sumen melewati depan Wat Bowonniwet.

2. CNRP dan aktivis HAM kutuk pembunuhan Lim Kimya

CNRP langsung mengeluarkan pernyataan resmi mengecam keras peristiwa penembakan yang mereka sebut sebagai pembunuhan bermotif politik. Partai oposisi ini meminta otoritas Thailand melakukan investigasi menyeluruh dan tidak memihak.

Human Rights Watch melalui Direktur Asia mereka, Elaine Pearson melihat pembunuhan ini sebagai bentuk intimidasi terhadap aktivis politik Kamboja. Organisasi HAM tersebut meminta aparat Thailand bertindak cepat menuntaskan kasus ini.

Phil Robertson, direktur Asia Human Rights and Labour Advocates (AHRLA) menilai kasus ini memiliki karakteristik pembunuhan politik.

"Dampak langsung akan sangat mengintimidasi ratusan tokoh oposisi politik Kamboja, aktivis LSM, dan pembela HAM yang telah mengungsi ke Thailand demi menghindari kampanye represi politik PM Hun Manet di Kamboja," tuturnya.

Juru bicara pemerintah Kamboja, Pen Bona merespons bahwa kasus ini sepenuhnya berada di bawah yurisdiksi Thailand sebagai negara berdaulat. Ia menambahkan pemerintahnya sering dituduh kelompok oposisi sebagai dalang di balik berbagai insiden.

3. Tekanan pemerintah Kamboja terhadap oposisi

Melansir France24, CNRP nyaris mengalahkan Partai Rakyat Kamboja (CPP) dalam pemilu 2013, bertepatan ketika Lim Kimya terpilih sebagai anggota parlemen. Partai oposisi ini berhasil menggalang dukungan luas masyarakat yang menginginkan perubahan politik.

Namun Mahkamah Agung Kamboja yang berafiliasi politik membubarkan CNRP pada 2017. Pembubaran diikuti pelarangan aktivitas politik terhadap banyak tokoh partai termasuk Lim Kimya.

Meski memiliki paspor Prancis dan bisa dengan mudah mengungsi, Lim Kimya memutuskan tetap tinggal di Kamboja. Kimya pernah menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah menyerah dari politik.

Pembunuhan ini terjadi bertepatan dengan perayaan Hari Kemenangan CPP. Pada perayaan Hari Kemenangan CPP, mantan PM Kamboja Hun Sen mengusulkan pembuatan undang-undang baru. Undang-undang ini akan mengklasifikasikan pihak-pihak yang berusaha menggulingkan pemerintahan anaknya, Hun Manet sebagai teroris.

Puluhan politisi dan aktivis oposisi Kamboja telah dipenjara atau terpaksa mengungsi ke luar negeri selama pemerintahan Hun Sen yang berlangsung hampir empat dekade. Kini Kamboja dipimpin oleh PM Hun Manet yang menggantikan ayahnya pada Agustus 2023.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us