Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Presiden Brasil Sakit saat Jalani Tahanan Rumah di Brasília

Eks Presiden Brasil, Jair Bolsonaro (Gustavo Lima / Câmara dos Deputados, This media was produced by Chamber of Deputies of Brazil and was licensed as Creative Commons BY, via Wikimedia Commons)
Eks Presiden Brasil, Jair Bolsonaro (Gustavo Lima / Câmara dos Deputados, This media was produced by Chamber of Deputies of Brazil and was licensed as Creative Commons BY, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Bolsonaro mengalami masalah kesehatan saat menjalani tahanan rumah.
  • Panel hakim Mahkamah Agung Brasil menyatakan Bolsonaro bersalah atas tuduhan merencanakan kudeta setelah kalah dalam pemilu 2022.
  • Bolsonaro menolak tuduhan kudeta dan mendapat dukungan dari Presiden AS, Donald Trump, serta sejumlah anggota Kongres di Brasil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Eks Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dibawa ke rumah sakit di Brasília setelah mendadak jatuh sakit ketika berada di rumahnya dalam status tahanan rumah pada Selasa (16/9/2025). Kondisi itu membuat putranya, Senator Flávio Bolsonaro, meminta doa agar sang ayah segera pulih. Ia berharap kesehatan Bolsonaro tidak mengalami gangguan serius.

Istri Bolsonaro, Michelle Bolsonaro, turut memberi kabar terbaru lewat akun Instagram pribadinya.

“Semuanya akan baik-baik saja!” tulis Michelle, dikutip dari CNN.

Ia menambahkan bahwa suaminya tengah menerima obat melalui infus serta menjalani pemeriksaan medis.

1. Riwayat penyakit usus dan cedera lama Bolsonaro

ilustrasi operasi pada pasien (pexels.com/Zakir Rushanly)
ilustrasi operasi pada pasien (pexels.com/Zakir Rushanly)

Bolsonaro sudah lama bergulat dengan masalah usus sejak ia ditikam saat kampanye pemilu pada 2018. Cedera itu membuatnya harus menjalani sedikitnya enam operasi besar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk prosedur panjang selama 12 jam pada April 2025.

Meski demikian, belum ada kepastian apakah perawatan terbarunya berkaitan dengan insiden penikaman tujuh tahun lalu. Tim medis masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi kesehatannya.

DW melaporkan, mengutip unggahan putranya, bahwa Bolsonaro mengalami gejala berupa cegukan parah, muntah, serta tekanan darah rendah.

2. Vonis pengadilan dan dakwaan hukum yang dihadapi

ilustrasi sidang (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi sidang (pexels.com/Sora Shimazaki)

Panel hakim Mahkamah Agung Brasil menyatakan Bolsonaro bersalah atas tuduhan merencanakan kudeta setelah kalah dalam pemilu 2022. Atas vonis tersebut, ia dijatuhi hukuman penjara 27 tahun tiga bulan, meski proses administrasi bisa memakan waktu hingga 60 hari sebelum dieksekusi. Tim pengacaranya masih punya waktu lima hari untuk mengajukan klarifikasi.

Sejak Agustus 2025, Bolsonaro ditempatkan dalam tahanan rumah karena dituding melanggar pembatasan pengadilan. Hakim Alexandre de Moraes menyebut larangan itu termasuk tidak boleh memakai ponsel dan media sosial. Selain itu, pengadilan federal menjatuhkan denda 188.865 dolar AS (setara Rp3,1 miliar) akibat pernyataan rasis yang ia lontarkan pada 2021.

Dalam pernyataan saat itu, Bolsonaro bercanda kepada seorang pendukung kulit hitam yang meminta foto dengan menyebut ada kecoa di rambutnya dan mengatakan gaya rambut tersebut seperti tempat berkembang biak kecoa, dilansir dari Al Jazeera.

Tim pembela Bolsonaro menegaskan bahwa ucapan itu hanya gurauan dan tidak dimaksudkan rasis, tetapi pengadilan tetap menjatuhkan vonis.

3. Reaksi politik dan gelombang dukungan untuk Bolsonaro

Bendera Brasil (pexels.com/Jonathan Borba)
Bendera Brasil (pexels.com/Jonathan Borba)

Bolsonaro menolak tuduhan kudeta dan menyebut dirinya korban persekusi politik. Sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menilai persidangan yang menjerat Bolsonaro hanyalah perburuan penyihir. Trump bahkan menjadikan kasus ini alasan untuk menetapkan tarif 50 persen pada produk asal Brasil, yang memicu ketegangan diplomatik.

Dukungan bagi Bolsonaro juga datang dari para sekutunya di Brasil. Sejumlah anggota Kongres mendorong RUU amnesti untuk meringankan hukuman mantan presiden itu. Gubernur São Paulo, Tarcísio de Freitas, yang merupakan sekutu dekat Bolsonaro, berjanji akan memberikan pengampunan jika dirinya terpilih pada pemilu 2026.

Sementara itu, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva menyambut baik putusan pengadilan terhadap Bolsonaro dengan menilai bahwa vonis itu menjaga institusi Brasil sekaligus menegakkan supremasi hukum demokrasi.

Ia menilai keputusan itu merupakan hasil investigasi panjang yang membongkar rencana pembunuhan terhadap dirinya, wakil presiden, serta seorang hakim Mahkamah Agung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Sukses di Dua Kota, PGN Gelar City Gas Tour di Dumai dan Pekanbaru

18 Sep 2025, 15:35 WIBNews