Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erdogan: Karena Kekejaman Netanyahu, Kita Sekarang Merindukan Hitler

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (commons.wikimedia.org)
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (commons.wikimedia.org)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berbeda dengan Adolf Hitler. Ia juga menyamakan serangan Israel di Jalur Gaza dengan perlakuan Nazi Jerman terhadap orang-orang Yahudi semasa perang dunia II.

Di bawah pemerintahan Hitler, Nazi melakukan upaya sistematis untuk memusnahkan orang-orang Yahudi Eropa, termasuk dengan menyeret mereka ke kamp konsentrasi, penembakan massal, dan berbagai metode lainnya.

"Mereka biasa berbicara buruk tentang Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini kurang dari apa yang dilakukan Hitler? Sebenarnya tidak," kata Erdogan dalam pidato sambutannya pada upacara penghargaan di ibu kota Ankara, dikutip Reuters.

"Dia lebih kaya dari Hitler, dia mendapat dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat (AS). Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan itu? Mereka membunuh lebih dari 20 ribu warga Gaza," ujarnya pada Rabu (27/12/2023).

1. Netanyahu sentil balik Erdogan

Menanggapi pernyataan Erdogan, Netanyahu mengkritik Turki atas sejumlah kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia di dalam negeri dan konfliknya dengan kelompok bersenjata Kurdi.

“Erdogan, yang melakukan genosida terhadap suku Kurdi, yang memegang rekor dunia karena memenjarakan jurnalis yang menentang pemerintahannya, adalah orang terakhir yang bisa mengkhotbahkan moralitas kepada kami,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

2. Turki tetap mempertahankan hubungan komersial dengan Israel

Pemimpin Turki tersebut sebelumnya telah melontarkan kritik keras terhadap serangan udara dan darat Israel di Gaza. Ia pernah menyebut Israel sebagai negara teror dan mengatakan para pemimpinnya harus diadili di pengadilan internasional.

Namun, terlepas dari kritikan tersebut, Turki tetap mempertahankan hubungan komersial dengan Israel sehingga memicu reaksi keras dari partai oposisi dan Iran. Namun, Ankara mengatakan bahwa perdagangannya dengan Israel telah menurun tajam sejak dimulainya perang di Gaza.

Turki sendiri merupakan anggota NATO yang mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Tetapi, berbeda dengan sekutu Baratnya dan beberapa negara Arab, Turki tidak memandang Hamas sebagai teroris.

3. Lebih dari 21.100 orang telah terbunuh di Gaza

Dilansir Associated Press, Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza sejak Selasa (26/12/2023) malam hingga Rabu. Warga melaporkan bahwa pemboman terjadi di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah, di kota selatan Khan Younis dan di kota selatan Rafah.

“Itu adalah malam yang mengerikan. Kami belum pernah melihat pemboman seperti ini sejak awal perang,” kata Rami Abu Mosab di kamp Bureij, tempat dia berlindung sejak meninggalkan rumahnya di Gaza utara.

Dia mengungkapkan bahwa pesawat-pesawat tempur terbang di atasnya dan tembakan serta ledakan bergema dari tepi timur kamp tersebut. Rumah di dekat tempat penampungan Abu Mosab terkena serangan, namun tidak ada yang bisa mencapai daerah tersebut.

Layanan telepon seluler dan internet juga sempat terputus selama beberapa jam sebelum pulih kembali secara bertahap pada Rabu.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 21.100 orang di wilayah tersebut telah terbunuh akibat serangan Israel. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Konflik terbaru di Gaza ini dimulai pada 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel selatan hingga menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menawan sekitar 240 lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us