Fakta-fakta Pengecekan Perbatasan Jerman-Polandia

- Warga Polandia bentuk patroli warga untuk mengadang migran
- Polandia membalas penerapan pengecekan di Jerman
- Jerman sebut tidak ada konsekuensi dalam pengecekan di sisi Polandia
Jakarta, IDN Times - Polandia mengumumkan pembatasan di perbatasan Jerman pada 7 Juli pada Selasa (1/7/2025). Langkah ini sebagai balasan atas penjagaan yang dilakukan oleh pemerintah Jerman di perbatasan.
Beberapa tahun terakhir, Jerman dan Polandia terlibat perselisihan imbas masuknya imigran ilegal. Mayoritas imigran ilegal tersebut melintasi wilayah Polandia untuk masuk ke Jerman.
Padahal, kedua negara masuk dalam anggota Schengen yang menerapkan kebebasan pergerakan di perbatasan. Berikut fakta-fakta di balik penetapan kontrol perbatasan Jerman dan Polandia.
1. Warga Polandia bentuk patroli warga untuk mengadang migran
Warga Polandia menyuarakan penolakan kepada otoritas Jerman yang mengembalikan imigran yang kedapatan masuk secara ilegal ke teritori Polandia. Alhasil, ratusan warga membentuk patroli warga untuk menghalangi pengembalian migran dari Jerman ke Polandia.
Melansir Notes from Poland, sekitar 200 warga Szczecin memblokir jalan di perbatasan agar polisi Jerman tidak bisa lewat. Warga diketahui mengadang jalan secara bergilir.
“Kami berjalan di pos perbatasan dan kembali sehingga polisi Jerman tidak dapat mengembalikan migran ke Polandia. Kami ingin mempertahankan perbatasan Polandia. Ini sebenarnya bukan tugas kami, tapi ini sinyal agar pemerintah melakukan penjagaan,” tutur salah satu warga.
Dalam dua tahun terakhir, Jerman sudah mengembalikan ribuan migran ke teritori Polandia. Namun, Jerman menolak tuduhan sengaja mengirim migran, tapi hanya mengembalikan migran yang masuk di Polandia dan berupaya masuk ke Jerman.
2. Polandia membalas penerapan pengecekan di Jerman

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan bahwa Polandia sudah lelah dengan sikap Jerman. Ia menyebut, Polandia selama ini sudah bersabar soal pengembalian migran dari Jerman ke Polandia.
“Kami memutuskan untuk menerapkan penjagaan di perbatasan. Keputusan ini disebabkan oleh tindakan sepihak Jerman yang melakukan penjagaan di perbatasan dengan Polandia,” ungkapnya, dilansir Politico.
Sementara itu, politikus oposisi sayap kanan Polandia, Mariusz Błaszczak mengkritisi Tusk yang tidak menjaga perbatasan di sisi barat. Ia menuding, Tusk mengizinkan kebijakan dari Jerman.
Tak hanya menerapkan penjagaan perbatasan dengan Jerman, Polandia juga akan menjaga perbatasan dengan Lithuania untuk mencegah masuknya migran ilegal.
3. Jerman sebut tidak ada konsekuensi dalam pengecekan di sisi Polandia

Menteri Dalam Negeri Jerman, Alexander Dobrindt mengatakan bahwa tidak akan ada konsekuensi signifikan dari pengecekan di perbatasan sisi Polandia. “Kebijakan di sisi Polandia tidak akan berdampak langsung. Dengan penerapan ini, Jerman akan tetap memantau secara dekat pengecekan di perbatasan kedua negara,” terangnya, dikutip DPA International.
Sementara itu, Kanselir Jerman, Friedrich Merz mendukung penuh kebijakan pengecekan di perbatasan. Namun, ia menyebut, Jerman tetap ingin mempertahankan Schengen.
“Kami sebenarnya ingin mempertahankan Schengen area, tapi kebebasan pergerakan di Schengen hanya dapat bekerja dalam jangka panjang jika ini tidak disalahgunakan oleh pihak yang mempromosikan migrasi ilegal, terutama penyelundup migran,” tandasnya.
4. Pengecekan perbatasan melemahkan kebebasan zona Schengen
Pengecekan di perbatasan Jerman dan Polandia akan berdampak pada pelemahan aturan bebas pergerakan dalam zona Schengen. Aturan ini telah berdampak pada ribuan warga komuter yang melintas perbatasan antarnegara setiap harinya.
Perwakilan Urusan Internal dan Migrasi Uni Eropa (UE), Magnus Brunner mengatakan bahwa langkah ini dapat dicegah dengan memperkuat penjagaan di perbatasan terluar UE.
“Menjaga Schengen tetap berjalan dan bertambah dapat dilakukan dengan membangun sistem pendukung yang baik dengan kerja sama polisi antarnegara dan penjagaan perbatasan yang efektif,” tutur Brunner.
Ia menyebut, UE akan terus berkomitmen memperkuat perbatasan terluar dan membenahi manajemen migrasi. Ia pun akan memastikan aparat keamanan dapat melawan segala ancaman.