Garda Revolusioner Iran Mulai Latihan Perang di Teluk
Teheran, IDN Times - Pemerintah Iran, pada hari Sabtu (22/12) mengirim Garda Revolusionernya dalam latihan perang untuk menjaga kestabilan dan keamanan di Teluk.
Iran tengah menunjukkan kemampuan serta kesiapan militernya jika ada pergerakan yang tidak diinginkan oleh musuh, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Kehadiran kapal induk AS menjadi salah satu pemicu

Dikutip dariTehran Times, pelaksanaan latihan militer di Pulau Qeshm merupakan jawaban atas provokasi Amerika Serikat yang mengirim kapal induknya, USS John C. Stennis, ke Teluk Persia pada hari Jumat (21/12).
Munculnya kapal induk AS menjadi salah satu alasan mengapa Pemerintah Iran melaksanakan latihan militer untuk menunjukkan "garis merah" kepada musuh bebuyutannya.
Mengancam keberlangsungan ekspor minyak Iran yang sudah mendapat sanksi dari AS, membuat Iran memilih unjuk kekuatan Garda Revolusionernya sehingga AS harus berpikir dua kali sebelum bertindak lebih jauh.
2. Latihan militer melibatkan banyak alutsista

Seperti negara lain pada umumnya, latihan militer yang dilakukan Garda Revolusioner Iran melibatkan banyak alutsista.
Garda Revolusioner Iran melakukan latihan militer dengan melibatkan pendaratan amfibi di Pulau Qeshm yang melibatkan kapal perang, helikopter, drone, roket, dan pasukan komando, dilansir dari Reuters.
Selama latihan perang, pasukan Garda Revolusioner Iran banyak mencoba taktik dan teknologi baru yang dianggap sangat akan berguna melawan musuh mereka.
Menghadapi musuh tiruan dengan tingkat kemiripan perang yang tinggi, latihan perang Garda Revolusioner Iran dianggap berhasil mengirim pesan kepada musuh Iran yang masih mencoba mengganggu keamanan di wilayah Teluk.
3. Hubungan AS-Iran semakin tegang

Keputusan Presiden Donald Trump yang menarik AS dari Perjanjian Nuklir Iran 2015 berhasil memperburuk hubungan AS-Iran dimana sebelumnya dapat mencapai konsensus. Sekarang ditambah dengan sanksi baru dari Amerika Serikat terhadap ekspor minyak Iran sebagai bentuk protes kepemilikan unsur nuklir oleh Pemerintah Iran, ikut menjatuhkan upaya konsensus lanjutan.
Iran yang mencoba mendominasi Timur Tengah dengan pengaruh politik maupun kekuatan militernya terus menjadi target AS untuk tidak dianggap remeh. Ketegangan terus berlanjut sampai hari ini dan hanya kebijakan selanjutnya yang dapat menentukan arah maupun situasi hubungan antara AS-Iran, ditambah dengan perdamaian semata yang sedang di ujung tanduk.