Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hungaria Bujuk Uni Eropa Mau Dialog dengan Rusia

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. (Instagram.com/orbanviktor)

Jakarta, IDN Times - Hungaria mengaku sedang membujuk negara-negara anggota Uni Eropa, untuk kembali melanjutkan dialog diplomatik dengan Rusia, sehubungan dengan konfliknya dengan Ukraina.

“Pendapat kami tetap sama selama bertahun-tahun, yaitu tidak ada solusi militer di medan perang,” kata Balazs Orban, direktur politik Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, dikutip dari ANTARA, Senin (12/2/2024).

“Kita jalur kembali ke jalur diplomasi. Kami berusaha meyakinkan sekutu kami soal hal ini di Brussels,” ucap dia, melanjutkan.

1. Barat punya tanggung jawab dalam konflik ini

potret seorang tentara Ukraina saat bertemu beberapa warga.(pexels.com/Dmitry Zvolskiy)

Orban juga mengungkapkan Barat ada andil dan punya tanggung jawab dalam konflik Rusia dan Ukraina.

“Penyelesaian militer akan menyebabkan peningkatan ketegangan yang mengarah ke perang dunia ketiga. Menurut kami, Barat juga memikul tanggung jawab,” ungkap dia.

2. NATO serukan Eropa tingkatkan pasokan senjata ke Ukraina

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg saat mengadakan kunjungan ke Kantor Pusat NATO di Bosnia-Herzegovina, Senin (20/11/2023). (twitter.com/jensstoltenberg)

Sementara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) meminta Eropa  meningkatkan produksi senjatanya, guna mendukung Ukraina, serta mencegah potensi konfrontasi selama beberapa dekade dengan Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, badan tersebut perlu menyusun kembali dan memperluas basis industri lebih cepat, untuk meningkatkan pengiriman ke Ukraina dan mengisi ulang pasokan persediaan untuk NATO sendiri.

"Ini berarti pergeseran dari masa damai yang lambat ke produksi konflik dengan tempo tinggi," ungkapnya kepada harian Jerman, Welt am Sonntag.

3. NATO perlu antisipasi terhadap Rusia

potret bendera negara-negara anggota NATO.(twitter.com/NATO)

Komentar Stoltenberg tersebut datang di tengah meningkatnya permintaan bantuan senjata, amunisi, hingga bantuan militer lainnya dari Kiev, saat negara itu memerangi pasukan Rusia memasuki tahun ketiga.

"Tidak ada ancaman militer terhadap sekutu mana pun. Pada saat yang sama, kami sering mendengar ancaman dari Kremlin terhadap negara-negara NATO," kata Stoltenberg, seraya menambahkan  invasi Rusia ke Ukraina selama hampir dua tahun telah menunjukkan  perdamaian di Eropa tidak bisa dianggap remeh.

Ia juga menekankan pentingnya melindungi negara-negara yang tergabung dalam aliansi tersebut. Dia menambahkan, NATO tidak bermaksud berperang dengan Moskow. Namun, pihaknya memantau dengan cermat apa yang dilakukan Rusia, dan telah meningkatkan kehadiran di bagian timur aliansi tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us