Ini Alasan Bangkok Ubah Nama Jadi Krung Thep Maha Nakhon

Jakarta, IDN Times – Kantor Royal Society Thailand (ORST) baru-baru ini mengumumkan penggantian nama ibu kotanya dari Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Kabinet menyetujui gagasan tersebut pada Selasa (15/2/2022) dan akan mulai berlaku setelah diperiksa oleh komite yang bertugas merancang undang-undang.
Nama Bangkok sudah sejak lama digunakan Thailand untuk menyebut ibu kotanya. Mengutip Thai PBS World, nama itu berasal dari daerah lama Bangkok, yang sekarang menjadi bagian dari wilayah metropolitan besar ibu kota, distrik Bangkok Noi dan Bangkok Yai.
Tidak hanya itu, dalam sejarahnya, nama Bangkok juga telah diabadikan dalam sebuah deklarasi yakni Deklarasi Bangkok, yang menandai berdirinya organisasi kerja sama Asia Tenggara atau ASEAN pada 8 Agustus 1967.
Isu penggantian nama tersebut menuai beragam komentar dari masyarakat dunia akibat namanya yang sulit untuk dieja. Lantas, apa sebenarnya alasan Thailand mengubah nama ibu kotanya?
1. Nama itu sudah lama digunakan, kali ini hanya mengubah tanda baca

Dilansir AP, Krung Thep Maha Nakhon sebenarnya sudah disematkan pada nama Bangkok sejak dulu. Sebelumnya, nama asli Bangkok adalah “Krung Thep Maha Nakhon; Bangkok” dan saat ini akan diubah menjadi “Krung Thep Maha Nakhon (Bangkok).”
Perubahan yang dilakukan hanya pada tanda kurungnya saja, di mana sebelumnya menggunakan titik koma. Namun, banyak yang mengira bahwa perubahan tersebut akan mengubah secara total nama Bangkok.
Seiring berkembangnya spekulasi, ORST pada Rabu mengklarifikasi dalam sebuah unggahan Facebook, bahwa nama baru mereka hanya mengubah tanda baca.
Krung Thep Maha Nakhon yang berarti “kota besar para malaikat” merupakan penyebutan ibu kota yang kerap digunakan oleh masyarakat Thailand. Biasanya, masyarakat lokal hanya menyebutnya Krung Thep saja dalam percakapan untuk mempersingkat.
Adapun salah satu tugas ORST adalah bertanggung jawab atas standar akademik dan linguistik Thailand. Dalam makalahnya, ORST menganggap bahwa penulisan Bangkok yang lama sudah ketinggalan zaman.
2. Masyarakat dunia tak perlu repot menyebut nama baru tersebut

Menurut ORST, penutur bahasa Inggris dan orang lain yang menggunakan alfabet Romawi tidak perlu menyebut ibu kota Thailand dengan nama lokalnya. Mereka mengatakan bahwa masyarakat dunia masih bisa menggunakan nama Bangkok yang lebih familiar.
“Menulis nama resmi ibu kota dengan alfabet Romawi dapat dilakukan baik sebagai Krung Thep Maha Nakon maupun Bangkok,” kata badan pemerintah tersebut. Mereka berupaya menghilangkan ketakutan bagi penutur non-Thailand tentang penggunaan nama yang lebih rumit.
Mengutip Bangkok Post, Gubernur Bangkok, Aswin Kwanmuang, mengatakan bahwa sebenarnya nama resmi ibu kota sama saja, tidak berubah dengan yang digunakan sejak 2001. Hanya saja, sebagian besar orang asing lebih akrab menyebut ibu kota sebagai Bangkok, katanya.
3. Nama ibu kota terpanjang di dunia

Nama ibu kota yang diumumkan baru-baru ini belum ada apa-apanya dari segi kesulitan untuk dieja. Pasalnya, nama sebenarnya dari ibu kota Thailand tersebut jauh lebih panjang. Jika sampai pemerintah Thailand mengubahnya, tentunya akan menjadi hal yang menyulitkan bagi penutur asing.
Nama panjang ibu kota negara tersebut adalah Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit.
Nama itu berasal dari bahasa Pali dan Sansekerta, dan lebih merupakan kalimat untuk menggambarkan kota daripada sebuah nama. Guinness World Records mencatatnya sebagai nama ibu kota terpanjang di dunia.