Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran dan Prancis Siap Bahas soal Nuklir 

Bendera Iran (unsplash.com/sina drakhshani)
Intinya sih...
  • Iran dan Prancis siap kembali berbicara tentang program nuklir Teheran, menandai upaya diplomatik di tengah ketegangan regional.
  • Prancis bersama E3 (Prancis, Inggris, Jerman) menegaskan kesiapan berdialog dengan Iran asalkan menunjukkan komitmen serius.
  • Negosiasi Iran-AS di Oman telah menunjukkan kemajuan meskipun masih terdapat kesenjangan besar mengenai sanksi dan pengayaan uranium.

Jakarta, IDN Times - Iran dan Prancis menunjukkan kesiapan untuk memulai kembali pembicaraan mengenai program nuklir Teheran, di tengah negosiasi yang sedang berlangsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Langkah ini diumumkan pada Kamis (24/4/2025), menyusul sinyal positif dari Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi yang menyatakan kesiapannya untuk bertemu di Eropa guna membahas isu sensitif ini. Inisiatif ini mencerminkan upaya bersama untuk mencari solusi diplomatik di tengah ketegangan regional.

Prancis, bersama kekuatan Eropa lainnya yang dikenal sebagai E3 (Prancis, Inggris, Jerman), menegaskan kesiapan untuk berdialog, dengan syarat Iran menunjukkan komitmen serius. Pengumuman ini bertepatan dengan persiapan Iran dan AS untuk melanjutkan putaran ketiga negosiasi di Oman pada Sabtu (26/4/2025).

Diplomasi ini menjadi krusial mengingat ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menyerang Iran jika tidak ada kesepakatan baru yang mencegah pengembangan senjata nuklir.

Momentum negosiasi ini terbangun setelah Iran mengadakan pembicaraan dengan Rusia dan China pada awal pekan yang sama, menunjukkan pendekatan multilateral untuk mengatasi kebuntuan nuklir. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa solusi diplomatik adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan krisis ini. Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan, terutama setelah Iran memperkuat fasilitas nuklirnya sebagai respons terhadap ancaman AS dan Israel.

1. Kesiapan Iran untuk dialog Eropa

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengungkapkan kesiapannya untuk melakukan perjalanan ke Eropa guna membahas program nuklir, menandai langkah signifikan dalam diplomasi Iran. Araqchi menyatakan bahwa Iran ingin memanfaatkan momentum negosiasi dengan AS yang akan dilanjutkan di Oman. Ia menekankan pentingnya dialog yang konstruktif, namun menegaskan bahwa Iran tidak akan menghentikan pengayaan uranium sepenuhnya, yang menjadi salah satu syarat utama dalam perundingan sebelumnya.

“Solusi diplomatik adalah satu-satunya jalan, dan Iran harus terlibat secara tegas dalam jalur ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.

Prancis, bersama E3, telah lama mendorong Iran untuk kembali mematuhi batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015, yang ditinggalkan Trump pada 2018. Namun, Eropa juga menghadapi tantangan karena AS tidak menginformasikan rencana negosiasi di Oman sebelumnya, menurut dua diplomat Eropa.

2. Negosiasi AS-Iran dan ancaman militer

Negosiasi antara Iran dan AS, yang dimediasi oleh Oman, telah menunjukkan kemajuan meskipun masih terdapat kesenjangan besar.  Putaran kedua pembicaraan di Roma pada Sabtu (19/4/2025) menghasilkan kesepakatan untuk memulai diskusi teknis guna menyusun kerangka kesepakatan nuklir baru.

Iran bersikeras untuk mendapatkan keringanan sanksi dan mempertahankan haknya untuk pengayaan uranium untuk tujuan sipil, sementara AS menuntut pembatasan ketat untuk mencegah pengembangan senjata nuklir.

“Pembicaraan bergerak ke arah yang benar, namun masih terlalu dini untuk memprediksi hasilnya,” ujar Araqchi kepada televisi pemerintah Iran pada Sabtu (19/4/2025), dilansir dari The Times of Israel.

Ancaman Trump untuk menyerang Iran jika tidak ada kesepakatan telah meningkatkan tekanan, sementara Israel, yang menentang kesepakatan 2015, belum mengesampingkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan mendatang.

3. Peran Eropa dan tantangan koordinasi

Prancis dan E3 berupaya memainkan peran kunci dalam negosiasi ini, meskipun menghadapi tantangan koordinasi dengan AS. Negosiator teknis AS Michael Anton telah memberikan pengarahan kepada diplomat E3 di Paris, menunjukkan adanya perbaikan dalam komunikasi antar sekutu.

Eropa berharap dapat mendorong Iran untuk menyetujui rollback program nuklirnya sebagai imbalan atas keringanan sanksi, seperti yang dibahas dalam pertemuan teknis pada Maret lalu.

“Kami mendukung dialog, namun Iran harus menunjukkan keseriusan dalam negosiasi,” kata seorang diplomat Eropa yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Iran terus memperkuat fasilitas nuklirnya, termasuk kompleks terowongan di dekat situs utama, seperti dilaporkan oleh Institute for Science and International Security pada Rabu (23/4/2025). Langkah ini menunjukkan bahwa Tehran bersiap menghadapi skenario terburuk jika diplomasi gagal, menambah kompleksitas pembicaraan yang sedang berlangsung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us