Israel Ancam Bunuh 200 Pejuang Hamas yang Terjebak di Terowongan Rafah

- Terowongan di Rafah, Gaza yang dikuasai Israel
- Menteri Israel menyarankan pembunuhan atau penjara bagi pejuang Hamas
- Hamas telah mengembalikan 22 dari 28 jenazah sandera ke Israel
Jakarta, IDN Times - Kepala staf militer Israel, Eyal Zamir, mengancam akan membunuh 200 pejuang Hamas yang terjebak di terowongan di Gaza jika kelompok tersebut gagal menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel, termasuk jenazah seorang prajurit bernama Hadar Goldin.
Goldin tewas saat operasi Israel untuk menonaktifkan terowongan yang dioperasikan Hamas di Rafah selama perang Israel di Gaza pada 2024. Jenazahnya kemudian ditahan oleh kelompok Palestina tersebut.
"Mereka tidak akan diizinkan keluar hidup-hidup, jika Hamas gagal menemukan dan menyerahkan jenazah prajurit Hadar Goldin," kata Zamin, menurut laporan media Israel Yedioth Ahronoth pada Rabu (5/11/2025).
1. Terowongan tersebut berada di wilayah yang dikuasai militer Israel
Dilansir dari The New Arab, terowongan tempat para pejuang Hamas dilaporkan terjebak berada di Rafah, wilayah selatan Gaza yang dikendalikan militer Israel. Para pejuang tersebut termasuk di antara ribuan warga Palestina yang berusaha melintas ke wilayah Gaza yang dikuasai Hamas, menjauh dari area yang dikendalikan Israel.
Sementara itu, Hamas terus menuntut agar ratusan pejuang yang terjebak dapat dikembalikan dengan selamat. Mereka dilaporkan bersedia melakukan upaya lebih lanjut untuk menemukan jenazah sandera Israel sebagai imbalan atas pembebasan mereka.
2. Menteri Israel sarankan agar pejuang Hamas tersebut dibunuh atau dipenjara
Awal pekan ini, media Israel melaporkan bahwa Tel Aviv mempertimbangkan akan mengizinkan para pejuang Hamas tersebut keluar hidup-hidup jika mereka bersedia menyerahkan senjata mereka dan sisa jenazah sandera. Namun, laporan tersebut menuai kritik keras dari anggota pemerintahan, dengan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich menyebutnya sebagai gagasan gila. Ia bahkan menuntut agar 200 pejuang Hamas tersebut dibunuh atau dipenjarakan.
"Ini adalah kesempatan untuk menghancurkan atau menangkap mereka, bukan melepaskan mereka dalam kondisi yang tidak masuk akal,” kata Ben Gvir.
Tak lama setelah laporan tersebut, seorang pejabat Israel dengan tegas membantah bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan memberikan jalur aman bagi pejuang Hamas yang terjebak.
“Perdana Menteri tetap teguh pada sikapnya mengenai pelucutan senjata Hamas dan demiliterisasi Jalur Gaza sekaligus menyingkirkan ancaman teroris terhadap pasukan kami,” ujar pejabat tersebut.
3. 22 dari 28 jenazah sandera telah dikembalikan ke Israel
Pada Rabu, Hamas menyerahkan jenazah sandera ke-22 kepada Israel melalui Palang Merah, menyisakan enam jenazah lagi yang masih berada di Gaza. Nour Odeh, wartawan Al Jazeera, mengatakan bahwa jnazah tersebut ditemukan setelah empat hari menggali puing-puing di kawasan Shujayea, wilayah timur Kota Gaza.
"Daerah tersebut telah berada di bawah kendali dan operasi tentara Israel selama berbulan-bulan," kata Odeh, menjelaskan bahwa tim ahli Mesir ikut serta dalam proses pencarian tersebut.
Israel sebelumnya menegaskan bahwa mereka tidak memenuhi komitmennya pada fase pertama gencatan senjata yang disepakati pada 10 Oktober lalu sampai seluruh jenazah sandera dikembalikan. Sebelumnya, Hamas telah membebaskan seluruh 20 sandera Israel dengan imbalan hampir 2 ribu tahanan Palestina yang dipenjara di Israel.


















