Baru Perjanjian Damai, Israel Malah Jatuhkan Serangan Drone Maut di Gaza

- Hamas tuduh Israel langgar gencatan senjata
- Israel gunakan strategi pecah belah di Gaza
Jakarta, IDN Times - Sejumlah warga sipil Palestina tewas oleh pasukan Israel di timur Kota Gaza pada Selasa (14/10/2025) hanya beberapa jam setelah penandatanganan perjanjian damai di Gaza. Mereka tewas ditembaki drone Israel.
Serangan Israel ini terjadi meskipun perjanjian gencatan senjata telah berlaku selama lima hari.
“Sebuah sumber medis mengatakan, enam orang tewas ketika pesawat tanpa awak Israel menembaki warga yang sedang memeriksa rumah mereka di lingkungan Shuja'iyya di timur Kota Gaza,” lapor kantor berita Palestina, WAFA.
Sumber medis di Jalur Gaza mengumumkan, jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 67.869 warga Palestina dan 170.105 orang terluka, sejak 7 Oktober 2023.
Ribuan korban masih tertimbun reruntuhan atau di jalanan karena ambulans dan kru pertahanan sipil kesulitan menjangkau mereka akibat kerusakan yang sangat parah.
1. Hamas tuding Israel langgar gencatan senjata

Kelompok Palestina, Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata karena serangan itu. Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan, tindakan militer Israel merupakan pelanggaran nyata terhadap gencatan senjata.
"Pembunuhan sejumlah penduduk Jalur Gaza oleh tentara pendudukan Israel pagi ini melalui penembakan dan tembakan merupakan pelanggaran perjanjian gencatan senjata," kata Qassem, seperti dikutip Quds News Network.
Dia meminta para mediator memantau tindakan Israel dan mencegah mengingkari komitmennya untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.
2. Israel gunakan strategi pecah belah di Gaza

Sementara itu, usai gencatan senjata dengan Israel, ketegangan meningkat di Gaza antara Hamas dan kelompok-kelompok bersenjata. Strategi pecah belah di Gaza merupakan strategi Israel untuk melemahkan Hamas.
Akhir pekan lalu, bentrokan meletus antara klan bersenjata dan pasukan keamanan Hamas. Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza, kejadian itu menewaskan sedikitnya 27 orang, termasuk delapan anggota Hamas.
Salah satu yang terjebak dalam baku tembak adalah jurnalis Palestina berusia 28 tahun, Saleh Aljafarawi. Dia tewas saat sedang meliput bentrokan di lingkungan Sabra, Kota Gaza.
Sumber keamanan kepada Al Jazeera Arabic mengatakan hal ini sebagai milisi bersenjata dan Hamas. Laporan media dan sumber mengatakan, klan yang memerangi Hamas di Kota Gaza adalah klan Doghmush. Keluarga besar ini memiliki anggota dari berbagai faksi di seluruh spektrum politik di Gaza.
3. Perjanjian kesepakatan damai Gaza yang ditandatangani negosiator di Mesir

Pada Senin (12/10/2025), Presiden AS Donald Trump dan lebih dari 20 kepala negara, termasuk Presiden Prabowo Subianto, berkumpul di Sharm el-Sheikh Mesir. Mereka hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza.
Trump menegaskan, lewat perjanjian ini, kesepakatan gencatan senjata resmi terjadi di Gaza. Kesepakatan ini ditandatangani 4 negara negosiator, antara lain AS, Mesir, Qatar dan Turki. Sayangnya tak ada pihak dari Israel dan Hamas dalam penandatanganan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Trump menuturkan, negosiasi tahap dua sedang dilakukan.