Maladewa Larang Warga Israel Masuk ke Negaranya akibat Perang Gaza

Jakarta, IDN Times - Maladewa tidak akan lagi mengizinkan pemegang paspor Israel untuk masuk ke negara tersebut sebagai wujud solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Presiden Mohamed Muizzu menandatangani undang-undang tersebut pada Selasa (15/4/2025) setelah disahkan oleh Majelis Rakyat, parlemen Maladewa.
“Ratifikasi tersebut mencerminkan sikap tegas pemerintah dalam menanggapi kekejaman yang terus berlanjut dan tindakan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Maladewa menegaskan kembali solidaritasnya terhadap perjuangan Palestina,” kata kantor Muizzu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The New Arab.
Juru bicara kantor Muizzu mengungkapkan bahwa larangan tersebut akan diterapkan segera.
1. Wisatawan Israel yang berkunjung ke Maladewa turun drastis sejak perang di Gaza
Maladewa, negara republik Islam yang terdiri dari 1.129 pulau, dianggap sebagai salah satu destinasi wisata pantai terkemuka di dunia. Tempat ini terkenal dengan terumbu karang, pantai berpasir putih, dan laguna yang indah.
Menurut Kementerian Pariwisata Maladewa, 528 orang Israel mengunjungi negara itu pada kuartal pertama 2024, turun 89 persen dibandingkan 4.644 orang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Februari 2025, hanya 59 warga Israel yang berkunjung ke Maladewa dari total 214 ribu wisatawan asing yang datang.
Partai-partai oposisi dan sekutu pemerintah di Maladewa telah mendesak Presiden Muizzu untuk melarang warga Israel masuk ke negara mereka sebagai bentuk protes terhadap perang di Gaza. Tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Israel juga mengimbau warganya untuk menghindari perjalanan ke Maladewa.
2. Maladewa pernah terapkan larangan perjalanan terhadap warga Israel sebelumnya
Dilansir dari Middle East Eye, Maladewa sempat mengakui Israel dan menjalin hubungan diplomatik Israel mengakui negara kepulauan itu pada 1965, namun hubungan tersebut ditangguhkan pada1974. Pada 1990-an, Maladewa mencabut larangan perjalanan terhadap warga Israel.
Kedua negara menandatangani beberapa perjanjian kerja sama untuk meningkatkan hubungan pada 2009. Namun, di bawah kepemimpinan baru pada 2018, perjanjian tersebut dibatalkan. Sejak itu, Maladewa dan Israel mengalami hubungan yang sulit
Perang di Gaza juga berdampak pada perjalanan warga Israel ke Iuar negeri. Sebagian besar maskapai internasional membatalkan rute penerbangan ke Tel Aviv akibat serangan balasan yang dilancarkan dari Gaza dan proksi Iran di kawasan tersebut.
Selain itu, kelompok pro-Palestina juga berupaya mengidentifikasi tentara Israel saat mereka berada di luar negeri dengan tujuan agar mereka ditangkap atas tuduhan kejahatan perang.
3. Total korban tewas di Gaza capai lebih dari 51 ribu jiwa
Militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan di Gaza pada 18 Maret 2025, menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang telah berlaku sejak Januari.
Mereka juga kembali menerapkan blokade total terhadap wilayah tersebut, mencegah masuknya bantuan penting seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza semakin tidak terkendali.
“Situasi kemanusiaan saat ini kemungkinan merupakan yang terburuk dalam 18 bulan sejak pecahnya permusuhan,” kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), dikutip dari Al Jazeera.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 51 ribu warga Palestina telah tewas dimulainya serangan Israel pada Oktober 2023. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Para pejabat Israel mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut sampai 59 sandera yang tersisa dibebaskan dan Hamas didemiliterisasi. Namun, kelompok Palestina itu menyatakan tidak akan membebaskan sandera kecuali adanya kesepakatan untuk mengakhiri perang secara permanen. Mereka juga telah berulang kali menolak tuntutan untuk meletakkan senjata.