Israel Serang Gaza Saat Gencatan Senjata, 210 Orang Dilaporkan Tewas

- Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza, menewaskan 210 orang dan melukai ratusan lainnya.
- Duta besar Israel menyalahkan Hamas atas gagalnya perjanjian gencatan senjata dan tidak akan menunjukkan belas kasihan selama warganya disandera.
- Pertahanan Sipil Gaza mengatakan anak-anak menjadi korban, sementara Hamas menuduh PM Israel membatalkan perjanjian gencatan senjata.
Jakarta, IDN Times - Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) pagi waktu setempat. Sebanyak 210 orang tewas akibat serangan tersebut.
Berdasarkan laporan CNN, Kementerian Kesehatan Palestina juga mencatat ratusan orang terluka akibat serangan itu. Serangan itu menghantam beberapa bagian daerah Gaza, dari utara hingga ke selatan.
1. Serangan Israel terkait penyanderaan di Gaza
Duta besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon mengatakan, Israel tidak akan menunjukkan belas kasihan selama warganya masih disandera Kelompok Hamas di Gaza.
Danon juga menyalahkan Hamas atas gagalnya perjanjian gencatan senjata. Ia mengeklaim kelompok pejuang itu menolak menyetujui perpanjangan perjanjian.
"Sudah saatnya bagi negara-negara di dunia untuk menganggap serius komitmen teguh kami untuk memulangkan semua sandera kami, dan mengalahkan musuh," Danon dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan terhadap musuh-musuh kami sementara sandera kami mendekam di terowongan-terowongan teror Hamas," lanjut dia.
2. Sejumlah orang terjebak direruntuhan hingga anak-anak jadi korban
Pertahanan Sipil di Gaza mengatakan sejumlah orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat dibombardir Israel. Anak-anak juga menjadi korban dalam rangkaian serangan ini.
Jumlah korban diprediksi masih berpotensi meningkat, seiring dengan evakuasi yang dilakukan.
3. Hamas tuding Israel secara sepihak memutus perjanjian gencatan senjata
Kelompok Hamas menuding Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu secara sepihak memutuskan membatalkan perjanjian gencatan senjata. Seorang pemimpin Hamas memperingatkan serangan udara itu merupakan hukuman mati bagi para sandera Israel yang tersisa di wilayah Gaza.
Sebaliknya, Israel menuduh Hamas menolak semua tawaran yang diajukan oleh utusan Presiden Amerika Serikat Steve Witkoff dan para mediator. Badan militer dan keamanan Israel menegaskan, pihaknya akan melakukan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Gaza.
Senada, Benjamin Netanyahu berjanji menggunakan kekuatan militer yang meningkat untuk melawan Hamas.
"Serangan akan terus berlanjut selama diperlukan dan akan meluas melampaui serangan udara," kata seorang pejabat Israel kepada CNN.