Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Italia Bakal Pindahkan Kedutaannya di Afghanistan ke Qatar

Ilustrasi Qatar (https://pixabay.com/id/users/konevi-6622462/)
Ilustrasi Qatar (https://pixabay.com/id/users/konevi-6622462/)

Jakarta, IDN Times - Italia berencana memindahkan kedutaannya di Afghanistan ke Doha, Qatar. Kebijakan itu mengindikasikan Italia, secara permanen, akan melangsungkan misi diplomatik di luar Afghanistan setelah Taliban mengambil alih pemerintahan.

Beberapa hari lalu, sejumlah negara barat dan Uni Eropa yang telah menutup misi diplomatiknya di Kabul. Mereka juga memberikan sinyal akan menggunakan negara Teluk sebagai pusat hubungan diplomatik dengan Afghanistan.

Dilansir Reuters, banyak diplomat yang dievakuasi sementara bulan lalu kini ditempatkan di Qatar, yang telah menjadi kantor politik untuk negosiasi dan dialog damai dengan Taliban sejak 2013.

1. Italia berencana merelokasi misi diplomatik dengan Afghanistan

Peta Kekayaan Mineral Afghanistan. (IDN Times/Aditya Pratama)
Peta Kekayaan Mineral Afghanistan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa negara seperti China, Iran, Pakistan, Rusia, dan Turki telah mengoperasikan kembali kedutaannya di Kabul. Mereka memiliki peluang besar untuk mempengaruhi pemerintahan baru Taliban, yang saat ini masih dibentuk.

"Saya akan bertemu hari ini dengan Emir (pemimpin) Qatar dengan menteri luar negeri, karena niat kami untuk merelokasi kedutaan yang kami miliki di Kabul ke Doha," kata Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio, pada Minggu (5/9/2021).

"Qatar telah menjadi pusat hubungan diplomatik sehubungan dengan pemerintah Afghanistan yang sedang dibentuk ini," tambahnya.

2. Qatar minta negara barat mendukung Taliban

Menlu Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani bertemu dengan Kepala Politik Taliban (www.twitter.com/@MofaQatar_EN)
Menlu Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani bertemu dengan Kepala Politik Taliban (www.twitter.com/@MofaQatar_EN)

Pada akhir Agustus lalu, Qatar juga mengajak negara-negara barat mendukung pemerintahan Taliban. Qatar tidak merekomendasikan kebijakan isolasi, yang justru akan memperburuk situasi kemanusiaan dan pembangunan di Afghanistan.

“Jika kita mulai memberikan syarat dan menghentikan keterlibatan, kita akan meninggalkan kekosongan, dan pertanyaannya adalah siapa yang akan mengisi kekosongan ini?” ujar Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, dikutip dari Al Jazeera.

“Kami percaya bahwa tanpa keterlibatan kami, (Afghanistan) tidak dapat mencapai kemajuan nyata di bidang keamanan atau di bidang sosial ekonomi. Peran kami adalah mendesak mereka (Taliban) untuk memiliki pemerintahan yang moderat, yang mencakup semua pihak dan tidak mengecualikan pihak mana pun,” sambungnya.

3. Mullah Baradar kandidat terkuat pemimpin Afghanistan

Mullah Abdul Ghani Baradar (tengah) dalam perundingan damai Afghanistan di Kota Doha, Qatar. twitter.com/NoLieWithBTC
Mullah Abdul Ghani Baradar (tengah) dalam perundingan damai Afghanistan di Kota Doha, Qatar. twitter.com/NoLieWithBTC

Salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar Akhund, dikabarkan akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan. Kabar ini mencuat selang beberapa hari informasi seputar Hibatullah Akhundzada yang akan memimpin negeri.

"Semua pemimpin utama sudah tiba di Kabul, di mana persiapan untuk mengumumkan pemerintah baru sudah di tahap akhir," kata salah satu pejabat Taliban pada Jumat (3/9/2021).

Sumber anonim itu menyebut Mullah Baradar, yang saat ini menjabat kepala kantor politik Taliban, akan menjadi kepala pemerintahan Afghanistan. Baradar telah kembali ke Afghanistan, dua hari setelah Taliban mengusai negara itu.

Baradar diperkirakan akan didampingi oleh Mullah Mohammad Yaqoob, putra mendiang pendiri Taliban Mullah Omar. Selain itu, nama Sher Mohammad Abbas Stanekzai juga disebut sebagai pengisi jabatan utama di pemerintahan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us