Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Hanya Tegur PLTN Fukushima Usai Kebocoran Air Radioaktif

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)
Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian Jepang Ken Saito mendesak operator PLTN Fukushima Daiichi, Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), untuk memastikan kebocoran air radioaktif yang baru-baru ini terjadi agar tidak terulang kembali.

Saito mengatakan kepada Presiden TEPCO Tomoaki Kobayakawa pada Rabu (21/2/2024), bahwa ia ingin manajemen mengambil langkah aktif guna mencegah terulangnya kejadian tersebut dan memastikan keamanan, dilansir Kyodo News.

Dia juga menuturkan bahwa serangkaian insiden kebocoran air di pembangkit listrik tersebut dapat menghambat penyelesaian penonaktifan PLTN.

Saito meminta TEPCO untuk menyelidiki faktor-faktor yang mungkin disebabkan kesalahan manusia atau human error, serta menyerukan untuk berinvestasi dalam teknologi yang menghilangkan kebutuhan untuk operasi manual.

1. Permintaan maaf Presiden TEPCO atas kebocoran baru-baru ini

Kobayakawa menyampaikan permintaan maaf karena menimbulkan kekhawatiran besar. Dia mengatakan bahwa dari sudut pandang keselamatan, masalah tesebut seharusnya tidak terjadi. Dia akan menanganinya dengan sangat serius.

"Saya akan memimpin dan memikul tanggung jawab untuk investasi dalam langkah-langkah keselamatan," ungkapnya.

Kobayakawa mengatakan bahwa seperti yang diinstruksikan, perusahaannya dengan bantuan para ahli dari luar akan mempelajari langkah-langkah efektif guna mencegah kesalahan, serta mengurangi ketergantungan pada manusia, dikutip dari NHK News.

2. Kebocoran air radioaktif terjadi pada awal Februari

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir. (unsplash.com/Nicolas HIPPERT)
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir. (unsplash.com/Nicolas HIPPERT)

Insiden ini terjadi pada 7 Februari, beberapa bulan setelah operator Fukushima Daiichi mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari PLTN yang lumpuh ke laut di tengah kekhawatiran keselamatan. 

Kebocoran terjadi saat mencuci alat pengolahan air yang terletak di dalam gedung insinerator. Para pekerja di PLTN tersebut menemukan bahwa air yang tidak diolah bocor dari ventilasi luar alat penyaring di pabrik tersebut.

Human Error dianggap sebagai penyebab insiden tersebut. TEPCO menjelaskan, pipa yang sedang dicuci pekerja saat terjadi kebocoran, memiliki 16 katup yang dioperasikan dengan manual.

Katup-katup tersebut dibuka selama pekerjaan dan ditutup kembali secara manual setelah pekerjaan selesai. Namun, 10 di antaranya yang seharusnya ditutup ternyata terbuka.

Imbasnya, air seberat 1,5 ton tersebut bocor dari outlet yang terhubung ke perangkat untuk mengolah air yang terkontaminasi, yang terakumulasi di kompleks yang mengalami kebocoran bahan bakar reaktor setelah gempa bumi dan tsunami pada 2011. Kebocoran tersebut telah diturunkan dari perkiraan awal sebesar 5,5 ton, Associated Press melaporkan.

3. Jepang berjuang meredakan kegelisahan soal pembuangan air radioaktif

Ilustrasi bendera Jepang. (twitter.com/iaeaorg)
Ilustrasi bendera Jepang. (twitter.com/iaeaorg)

Pada Oktober 2023, lima pekerja di PLTN Fukushima terkena paparan langsung terhadap cairan yang mengandung zat radioaktif.

Sebabnya, para pekerja membersihkan bagian pipa di fasilitas filtrasi untuk sistem Pemrosesan Cairan Lanjutan (Advanced Liquid Processing System/ALPS) di pabrik tersebut. Sekitar 100 mililiter cairan menyembur keluar.

Sejak Agustus tahun lalu, TEPCO telah membuang total 23.400 ton air yang diolah melalui sistem pemrosesan cairan canggih, yang mampu menghilangkan sebagian besar radionuklida, kecuali tritium. Ini merupakan bagian integral dari decommissioning yang dilakukan TEPCO.

Tetapi, proyek ini ditentang keras oleh kelompok nelayan dan negara-negara tetangga, termasuk China, yang berujung pada larangan impor semua makanan laut dari Negeri Sakura.

Pemerintah Jepang telah berjuang untuk meredakan kekhawatiran di dalam dan di luar negeri, seraya berharap bantuan dan tinjauan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk penegasan bahwa pelepasan tersebut telah memenuhi standar keselamatan internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us

Latest in News

See More

Banyak Murid Keracunan, FKBI Desak Tunda Program MBG

22 Sep 2025, 14:27 WIBNews