Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jinakkan Bom Perang Dunia Kedua, 18 Ribuan Warga Jerman Dievakuasi

thelocal.de
thelocal.de

Ludwigshafen, IDN Times - Sekitar 18.500 orang di Kota Ludwigshafen dievakuasi, Minggu (26/8/2018). Bukan karena ada bencana, tapi langkah ini dilakukan karena tim penjinak bom Jerman akan menaklukkan bom perang dunia kedua yang ada di daerah itu.

Bom udara seberat lebih dari 500 kilogram yang diduga dijatuhkan oleh pasukan Amerika ditemukan selama pekerjaan konstruksi awal pekan lalu, dilansir dari BBC.

1. Ini bom yang berhasil diamankan dan dijinakkan

twitter/ludwigshafen_de
twitter/ludwigshafen_de

Lewat akun Twitter resminya, Pemerintah Kota Ludwigshafen menyatakan bom telah berhasil dijinakkan. Warga yang sebelumnya telah dievakuasi, sudah diizinkan untuk kembali ke rumah.

Sebelumnya, pihak berwenang telah memerintahkan semua orang yang tinggal di radius 1000 meter dari lokasi bom untuk meninggalkan rumah. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi, barangkali proses penjinakkan tidak berjalan mulus.

2. Bom ini ditemukan di sebuah lokasi konstruksi awal pekan lalu

twitter/ludwigshafen_de
twitter/ludwigshafen_de

Dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menjinakkan bom itu. Tim akhirnya berhasil menjinakan bom itu tanpa harus meledakannya. Warga baru diizinkan kembali di rumah setelah enam jam dievakuasi.

3. Di Jerman memang kerap ditemukan bom peninggalan perang dunia kedua. Rata-rata bom masih aktif

thelocal.de
thelocal.de

Pasca perang dunia 70 tahun silam, bom-bom aktif memang masih sering dijumpai di tanah Jerman. Ini merupakan warisan dari upaya pengeboman sekutu yang intens terhadap Nazi Jerman.

Evakuasi bom perang dunia di Jerman yang paling besar adalah penjinakan bom Inggris seberat 1,8 ton yang dijuluki block buster pada 2017. Dalam penjinakan bom itu, sekitar 60 ribu penduduk Frankfurt harus dievakuasi. Pada April lalu, ribuan orang harus membersihkan area di sekitar stasiun kereta api Berlin setelah ditemukan bom Inggris di area sekitar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us