Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kabel Laut Putus, Internet di Asia Selatan dan Timur Tengah Melambat

Kota Jeddah, Arab Saudi. (unsplash.com/suhriid)
Kota Jeddah, Arab Saudi. (unsplash.com/suhriid)
Intinya sih...
  • Pengguna di Asia Selatan dan Timur Tengah mengeluhkan koneksi internet lambat dan terputus-putus
  • Ada dugaan sabotase terhadap kabel bawah laut oleh kelompok Houthi di Yaman
  • Proses perbaikan kabel bawah laut memakan waktu lama dan bisa berlangsung berminggu-minggu
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kabel internet bawah laut di Laut Merah dilaporkan terputus. Akibatnya, koneksi internet di sejumlah negara Asia Selatan dan Timur Tengah mengalami gangguan. Kerusakan terjadi pada sistem kabel SMW4 dan IMEWE di dekat kota Jeddah, Arab Saudi.

Raksasa teknologi Microsoft menjadi salah satu perusahaan pertama yang mengonfirmasi adanya masalah ini. Perusahaan tersebut mengungkap, gangguan terjadi sejak Sabtu (6/9/2025) waktu setempat.

"Lalu lintas jaringan yang melewati Timur Tengah akan melambat karena ada kabel fiber bawah laut yang putus di Laut Merah," tulis Microsoft, dilansir Sky News pada Senin (8/9/2025).

1. Pengguna keluhkan koneksi buruk

Gangguan internet ini dirasakan langsung oleh pengguna di India, Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Warga di negara-negara tersebut mengeluhkan koneksi yang menjadi sangat lambat dan sering terputus-putus.

Di Uni Emirat Arab, keluhan datang dari para pelanggan jaringan milik negara, Du dan Etisalat. Sementara itu, Pakistan Telecommunication Company memperingatkan pelanggannya tentang kemungkinan adanya penurunan kualitas internet pada jam-jam sibuk.

"Serangkaian pemutusan kabel bawah laut di Laut Merah telah menurunkan kualitas konektivitas internet di beberapa negara," lapor NetBlocks.

Namun, Microsoft menyatakan, jaringan internet yang tidak melintasi kawasan ini tidak akan terdampak. Sementara, pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab belum memberikan pernyataan resmi terkait gangguan ini, dilansir NBC.

2. Ada dugaan sabotase

Hingga kini, penyebab pasti putusnya kabel-kabel tersebut belum diumumkan. Kerusakan pada kabel bawah laut bisa terjadi karena hal yang tidak disengaja, misalnya tersangkut jangkar kapal yang sedang berlabuh.

Namun, ada juga kemungkinan kerusakan ini akibat tindakan sabotase yang disengaja. Kecurigaan mengarah kepada kelompok Houthi di Yaman, mengingat serangan-serangan mereka terhadap kapal di Laut Merah masih terus berlangsung.

Aksi Houthi di perairan tersebut merupakan bagian dari kampanye mereka untuk menekan Israel terkait perang di Jalur Gaza. Pada awal 2024, pemerintah Yaman juga pernah menuduh Houthi berencana menyerang kabel bawah laut, meski tuduhan itu dibantah, dilansir AL Jazeera.

Media yang berafiliasi dengan Houthi, Al Masirah TV, telah memberitakan insiden gangguan kabel ini. Namun, laporan mereka hanya mengutip informasi dari NetBlocks tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

3. Proses perbaikan bisa memakan waktu berminggu-minggu

Insiden di Laut Merah kembali menunjukkan betapa rentannya jaringan internet global. Kabel bawah laut adalah infrastruktur utama yang membawa hampir seluruh lalu lintas data antarbenua.

Perusahaan seperti Microsoft memang bisa mengalihkan lalu lintas data ke jalur lain untuk mengurangi dampak. Namun, langkah tersebut tidak selalu cukup untuk menjaga koneksi tetap stabil bagi semua pengguna.

Proses perbaikan kabel di dasar laut adalah pekerjaan yang sulit dan butuh waktu lama. Dibutuhkan kapal dan tim khusus untuk menemukan titik kerusakan lalu menyambungnya kembali, proses yang bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu.

Hingga berita ini ditulis, pihak operator yang mengelola kabel SMW4 dan IMEWE, seperti Tata Communications dan Alcatel, juga belum memberikan komentar. Oleh karena itu, skala kerusakan dan kapan internet akan kembali normal masih belum bisa dipastikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Kemhan Adukan Tempo ke Dewan Pers soal Pemberitaan Darurat Militer

09 Sep 2025, 22:39 WIBNews