Kanada Gabung Proyek Pertahanan Uni Eropa, Menjauh dari AS?

- Kanada bergabung dengan program pertahanan UE, SAFE
- Kesepakatan memberikan akses dana pinjaman senilai 150 miliar euro
- Strategi diversifikasi belanja militer dan menjauh dari pengaruh AS
Jakarta, IDN Times – Kanada telah mencapai kesepakatan untuk bergabung dengan program pertahanan Uni Eropa (UE), Security Action for Europe (SAFE) pada Senin (1/12/2025). Kanada menjadi pihak ketiga atau non-Eropa pertama yang berpartisipasi dalam inisiatif pengadaan militer gabungan blok tersebut.
Keputusan Ottawa untuk merapat ke Eropa dilakukan di tengah upaya diversifikasi belanja militer dan mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat (AS). Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan partisipasi ini akan membuka peluang besar bagi industri pertahanan domestik di tengah situasi dunia yang terpecah.
1. Buka akses dana pinjaman untuk persenjataan

Menurut Politico, kesepakatan ini memberikan Kanada akses ke dalam skema pinjaman pertahanan SAFE yang bernilai total 150 miliar euro atau sekitar Rp2.894 triliun. Kanada akan terlibat dalam proyek yang dibiayai bersama dan perusahaannya diizinkan untuk mengikuti tender pengadaan.
“Partisipasi Kanada dalam SAFE akan mengisi kesenjangan kemampuan utama, memperluas pasar bagi pemasok Kanada, dan menarik investasi pertahanan Eropa ke Kanada,” ujar Carney dalam pernyataannya, dilansir Al Jazeera.
UE merancang program ini untuk mengoordinasikan permintaan senjata jangka panjang dan memperkuat basis industri pertahanan benua tersebut. Komisi Eropa telah mengonfirmasi kesepakatan ini setelah negosiasi yang rumit selama berbulan-bulan.
Dalam pernyataan bersamanya, kedua pihak menyambut baik langkah ini sebagai simbol prioritas bersama antara UE dan Kanada. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyebut kemitraan ini akan memperkuat keamanan warga negara masing-masing pihak.
2. Strategi untuk menjauh dari pengaruh AS

Langkah Kanada bergabung dengan SAFE terjadi setelah PM Carney menyatakan niatnya untuk mendiversifikasi kemitraan dagang dan pengadaan negara tersebut. Sebelumnya, Carney pernah menyatakan bahwa lebih dari 70 sen dari setiap dolar belanja modal militer Kanada tidak akan lagi mengalir ke AS.
Pergeseran kebijakan ini dipicu oleh ketegangan hubungan dengan Washington setelah Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang pada awal tahun ini. Trump bahkan sempat melontarkan saran kontroversial agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS, yang memicu kemarahan publik Kanada.
Selain faktor AS, dana persenjataan SAFE juga dibentuk di tengah kekhawatiran akan potensi serangan Rusia ke wilayah UE. Blok Eropa kini berupaya mempercepat kesiapan pertahanan mereka agar mampu mandiri menghadapi ancaman eksternal pada 2030.
Menteri Pertahanan Kanada, David McGuinty, menyebut kesepakatan ini sebagai peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sektor pertahanan. Ia mengibaratkan posisi Kanada saat ini sudah berada di dalam lingkaran inti kerja sama Eropa.
“Kami telah diizinkan untuk melangkah masuk ke dalam tenda, tenda Uni Eropa. Kami telah diperbolehkan untuk berpartisipasi, tidak ada negara non-Eropa lain yang diizinkan seperti ini,” tutur McGuinty, dilansir CBC News.
3. Kanada masih perlu bayar biaya masuk
Meskipun telah sepakat, Kanada diwajibkan membayar biaya masuk untuk bergabung dengan skema pinjaman senjata tersebut. Besaran biaya akan disesuaikan dengan manfaat yang diharapkan, PDB, serta kedalaman kerja sama industri dengan produsen Eropa.
Pejabat di kantor Menteri Pertahanan Kanada menyebut biaya tersebut berada dalam kisaran jutaan, bukan miliaran dolar. Tanpa kesepakatan mengenai biaya awal ini, perusahaan pertahanan akan dibatasi dalam total nilai kontribusi proyek mereka.
Situasi berbeda dialami oleh Inggris yang pembicaraannya dengan Uni Eropa untuk bergabung dengan SAFE justru berakhir buntu pada pekan lalu. Negosiasi tersebut gagal karena masalah uang, di mana Eropa meminta bayaran lebih tinggi daripada yang bersedia dibayarkan oleh pemerintah Inggris.
Sebagai anggota SAFE, Kanada nantinya dapat berpartisipasi dalam pengadaan berbagai alutsista vital. McGuinty merinci bahwa kapabilitas tersebut mencakup amunisi, rudal, drone, sistem artileri, hingga senjata infanteri.















