Kapal Perang China Kunjungi Penang, Malaysia: Normal, Jangan Panik!

Jakarta, IDN Times - Berlabuhnya dua kapal Angkatan Laut (AL) China di Penang telah memicu kekhawatiran di tengah ketegangan bilateral yang sedang berlangsung dengan Beijing terkait klaim di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan, negaranya telah lama memiliki hubungan bilateral dengan China, dan singgahnya dua kapal perang tersebut merupakan hal yang biasa dan tidak menimbulkan masalah bagi Malaysia.
"Tidak ada masalah sama sekali, ini bukan pertama atau kedua kalinya kapal militer asing berlabuh di negara kita. Ini adalah kejadian biasa dalam hubungan bilateral kita dengan negara lain," kata Mohamad.
"Kecuali jika kita tiba-tiba tidak memiliki hubungan diplomatik lagi, akan menjadi hal yang tidak biasa bagi sebuah kapal untuk berlabuh. Kita memiliki hubungan yang sangat baik dengan China karena mereka adalah mitra dagang terbesar kita. Jadi berlabuhnya kapal-kapal ini bukanlah hal yang mengejutkan atau luar biasa. Tidak perlu panik," sambungnya, dikutip dari The Straits Times, Sabtu (12/10/2024).
1. Kunjungan kapal AL China, tuai protes dari oposisi Malaysia
Mohamad menyebutkan bahwa situasi menjadi mengkhawatirkan ketika dikaitkan dengan kehadiran kapal-kapal Beijing di Laut China Selatan baru-baru ini.
Menurutnya, kekhawatiran muncul ketika Malaysia menerima nota protes dan hal tersebut bukan pertama kalinya pihaknya menerima nota semacam itu, ada puluhan dari China. Hal ini terkait dengan berita yang beredar pada September bahwa Beijing mengirimkan nota diplomatik pada awal tahun ini, yang menyatakan ketidaksenangan China atas kegiatan eksplorasi minyak dan gas Malaysia di dekat Luconia Shoals, yang dekat dengan Sarawak.
"Kami juga mengirimkan nota protes kepada mereka. Nota protes antarnegara adalah hal yang biasa, tetapi kami menanggapi setiap nota dengan serius. Namun, hal ini tidak menimbulkan ketegangan dalam hubungan bilateral kami," ujarnya.
Ia menambahkan, setiap negara akan melindungi perbatasannya dan memastikan kedaulatannya.
Di sisi lain, kedatangan kapal China tersebut, telah memantik keributan dari anggota oposisi Malaysia. Oposisi mempertanyakan apakah protokol yang tepat dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri mengenai kunjungan angkatan laut asing telah dikesampingkan dan apakah kedaulatan Malaysia telah dikompromikan dengan menampung para pelaut dari China.
2. Selain China, kapal perang dari negara lain kerap berlabuh sementara di Malaysia
Juru bicara pemerintah, Fahmi Fadzil, mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukan atas sepengetahuan kementerian terkait. Ia juga mengaku menyesalkan tindakan sejumlah warganet yang berupaya memanfaatkan sentimen rasisme dan kebencian dalam isu tersebut.
Menurut Fahmi, selain China, kapal perang dari Australia, Amerika Serikat, bahkan India kerap berlabuh di Malaysia. Namun, sering kali dalam perjalanan ke tujuan lain dan akan berlabuh di Negeri Jiran hanya untuk beberapa hari.
"Sejak 2010, saya perhatikan setiap kapal perang asing berlabuh, pasti ada netizen yang menyebarkan berita bohong. Padahal, kapal-kapal tersebut kerap kali melakukan kegiatan sosial untuk mempererat hubungan bilateral," ungkapnya, dikutip dari Bernama.
3. Pemerintah Penang umumkan kedatangan 1.000 peserta pelatihan AL China

Dilaporkan, dua kapal perang AL China yang mengunjungi Penang pada 5 Oktober adalah kapal pelatihan Qi Jiguang dan kapal pendaratan dermaga amfibi Jinggangshan dari Zhanjiang.
Kunjungan tersebut berlangsung selama tiga hari, dengan media lokal melaporkan bahwa kapal tersebut dipimpin oleh Zhai Baoran dan Sun Zhongyi, komandan Satuan Tugas 83 AL Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Sebelumnya, Pemerintah Penang telah mengumumkan kedatangan 1.000 peserta pelatihan Angkatan Laut China ke negara bagian tersebut untuk kunjungan persahabatan.