Di Tengah Eskalasi Konflik, Hubungan Iran dan Rusia Makin Mesra

Jakarta, IDN Times – Hubungan Iran dan Rusia makin dekat saat konflik di Timur Tengah semakin meningkat. Pada Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Iran Mashoud Pezeshkian bahwa pihaknya ingin memperluas hubungan kedua negara.
"Kami secara aktif bekerja sama di arena internasional, dan penilaian kami terhadap peristiwa terkini di dunia sering kali sangat dekat," kata Putin kepada Pezeshkian saat keduanya bertemu untuk pertama kali di ibu kota Turkmenistan, Ashgabat, dilansir Jerussalem Post.
Putin mengatakan, kerja sama ekonomi antara Rusia dan Iran kini semakin meningkat, terutama sejak konflik Ukraina pecah pada 2022. Kerja sama mereka berkenaan dengan senjata militer, termasuk rudal balistik dan pesawat tanpa awak bersenjata.
1. Dua negara akan saling melengkapi
Pezeshkian menyambut baik seruan Putin tersebut. Baginya, kedua negara memiliki kapasitas untuk saling melengkapi satu sama lain.
"Posisi kita di dunia jauh lebih dekat satu sama lain daripada dengan yang lain," katanya.
Hubungan erat kedua negara ini juga tak lepas dari sanksi yang dijatuhkan oleh Barat kepada keduanya. Sanksi ini membuat kedua negara tak mampu menjalankan ekonominya secara normal dengan berbagai negara.
Pada Jumat, seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa pihaknya akan kembali menjatuhkan sanksi kepada individu dan organisasi yang terlibat dalam transfer senjata Iran ke Rusia.
2. Iran dan AS saling menuduh biang konflik

Iran maupun Rusia sama-sama menyerukan untuk mengakhiri tindakan Israel yang membunuh orang-orang tak berdosa di Timur Tengah. Hal ini juga terus terjadi karena dukungan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amir-Saeed Iravan, mengatakan bahwa Israel sekarang menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional.
“Tindakan teror dan kekejamannya yang terus-menerus mengancam akan menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam perang habis-habisan,” katanya.
Di Laos, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa Iran lah yang menjadi ancaman global. Menurutnya, poros perlawanan yang dipimpin oleh Iran berupaya menciptakan front lain di tempat yang berbeda.
“Kami bekerja sangat keras melalui pencegahan dan diplomasi untuk mencegah hal itu terjadi," kata Blinken.
3. Konflik masih terus tereskalasi

Konflik di Timur Tengah kini semakin meluas. Iran kini mulai terlibat langsung dalam konflik setelah sebelumnya hanya melibatkan proksinya.
Dilansir Anadolu Agency, serangan Iran terhadap Israel pada 1 Oktober lalu berisiko mendapatkan serangan balasan dari Israel. Adapun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji untuk membalas serangan itu.
Pada Jumat di Laos, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Israel terkait rencana serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Serangan itu disebutnya bakal menjadi provokasi serius.
“Jika rencana atau ancaman untuk menyerang fasilitas nuklir damai Republik Islam Iran terwujud, itu akan menjadi provokasi yang sangat serius,” katanya.
Adapun Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah berulang kali memperingatkan terkait eskalasi konflik di Timur Tengah. Ia menyerukan gencatan senjata di Timur Tengah.