Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Tenggelam di Danau Kongo, 32 Tewas dan Puluhan Hilang

ilustrasi kapal (unsplash.com/Paddy Pohlod)
ilustrasi kapal (unsplash.com/Paddy Pohlod)
Intinya sih...
  • Kapal kelebihan muatan dan cuaca tidak stabil
  • Tim penyelamat kekurangan sumber daya, menyewa perahu pribadi
  • Kecelakaan kapal kerap terjadi di DRC akibat buruknya perawatan, kelebihan muatan, dan cuaca ekstrem
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 32 orang tewas setelah dua kapal yang mengangkut lebih dari 100 penumpang tenggelam di Provinsi Equateur, wilayah barat laut Republik Demokratik Kongo (DRC). Upaya pencarian masih dilakukan untuk mencari puluhan orang yang masih hilang.

Administrator wilayah Justin Mputu mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut tenggelam di Danau Tumba di wilayah Bikoro pada Rabu (11/6/2025) malam.

"Sedikitnya 30 jenazah telah ditemukan di danau, namun banyak penumpang yang masih hilang. Pencarian jenazah telah dilakukan sejak Rabu malam di lokasi tragedi," kata Mputu, seraya menambahkan bahwa tragedi itu terjadi akibat angin kencang yang disertai hujan lebat.

1. Kapal kelebihan muatan

Dilansir dari DW, Koordinasi Provinsi dari Panel Pakar Masyarakat Sipil Equateur menyatakan bahwa dua kapal tersebut mengalami kelebihan muat saat berangkat dari Pelabuhan Bikoro pada Rabu sore. Kondisi cuaca juga sedang tidak stabil pada saat itu.

“Saksi melaporkan bahwa kepadatan penumpang sangat parah sehingga penumpang ditolak untuk naik kano,” kata Akula Dieu, salah satu anggota kelompok tersebut.

Komisaris Danau Bikoro, Gabriel Ifulu Bongolomba, mengungkapkan bahwa satu keluarga telah menyewa dua kapal untuk mengangkut orang-orang ke sebuah pemakaman dari titik keberangkatan yang tidak resmi. Gelombang besar kemudian menghantam kapal-kapal tersebut hingga tenggelam, dilansir dari The Straits Times.

2. Tim penyelamat kekurangan sumber daya

Bongolomba menambahkan bahwa upaya penyelamatan masih berlangsung, namun para petugas menghadapi kesulitan akibat kurangnya peralatan penting, termasuk jaket pelampung dan perahu.

“Kami terpaksa menyewa perahu-perahu pribadi untuk operasi seperti ini, tetapi terkadang kami bahkan tidak memiliki cukup bahan bakar untuk menjalankan tugas kami dengan baik,” ujarnya.

Menteri Dalam Negeri Provinsi Equateur, Chrispin Moliy, menyatakan bahwa pemerintah pusat dan provinsi akan memberikan pemakaman yang layak bagi jenazah yang telah ditemukan.

3. Kecelakaan kapal kerap terjadi di DRC

Kecelakaan kapal yang mematikan sering terjadi di perairan DRC. Sebagian besar insiden ini disebabkan oleh buruknya perawatan kapal, kelebihan muatan, dan cuaca ekstrem.

Meski pihak berwenang telah berjanji akan menerapkan langkah-langkah keselamatan untuk perjalanan air, para ahli menilai situasinya belum menunjukkan perubahan dalam setahun terakhir.

Pada April, sedikitnya 50 orang tewas setelah sebuah kapal terbakar karam di barat laut negara itu. Pada Juni 2024, lebih dari 80 orang lainnya juga tewas setelah kapal mereka terbalik di dekat ibu kota Kinshasa, dikutip dari New York Post.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us