Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Katanya Tolak Invasi, Tapi AS Beri Bantuan ke Israel Senilai Rp16 T

Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)
Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memberikan bantuan senjata baru senilai 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16 Trilliun) untuk Israel. Laporan itu diungkap oleh The Wall Street Journal pada Rabu (15/5/2024) pagi.

“Kesepakatan itu akan mencakup potensi transfer amunisi tank senilai 700 juta dolar AS, kendaraan taktis senilai 500 juta, dan mortir senilai 60 juta,” kata laporan itu, mengutip para pejabat, dilansir dari Al Arabiya.

Paket senjata terbaru ini datang beberapa hari setelah AS menghentikan pengiriman bom ke Israel karena rencana serangan Israel di Rafah Gaza. AS tak setuju dengan keinginan Israel untuk menginvasi Rafah karena perbedaan kepentingan.

“Pemerintahan Biden telah menunda beberapa pengiriman senjata ke Israel setidaknya selama dua minggu,” kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut pekan lalu.

1. Bantuan tetap diberikan kepada Israel

Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)
Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Washington mengatakan, pihaknya tidak dapat mendukung invasi Israel ke Kota Rafah di perbatasan Gaza tanpa rencana kemanusiaan yang tepat dan kredibel. Meskipun AS sebelumnya menyatakan penolakannya terhadap invasi Israel dengan tidak menyuplainya dengan senjata, AS tetap memberikan bantuan tersebut.

“Persenjataan AS senilai miliaran dolar masih tersedia untuk Israel, meskipun ada penundaan satu pengiriman bom dan peninjauan terhadap pengiriman bom lainnya oleh pemerintahan Presiden Joe Biden, karena khawatir penggunaannya dalam serangan dapat menimbulkan lebih banyak kehancuran pada warga sipil Palestina,” lapor Al Arabiya.

Berbagai amunisi senjata lainnya akan dikirim ke Israel, termasuk amunisi serangan langsung gabungan atau JDAM yang mengubah bom terarah menjadi amunisi berpemandu presisi, serta peluru tank, mortir, dan kendaraan taktis lapis baja.

2. AS jadi pemasok senjata terbesar ke Israel

Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)
Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Dilansir Reuters, AS telah lama menjadi pemasok senjata terbesar bagi sekutu terdekatnya di Timur Tengah. Israel menerima 69 persen bantuan militernya dari AS pada periode 2019-2023, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada Maret.

Israel adalah operator internasional pertama dari F-35 AS, yang dianggap sebagai jet tempur paling berteknologi maju yang pernah dibuat. Negara ini juga telah menerima 36 dari 75 pesawat F-35 yang dipesan tahun lalu, dan membayarnya dengan bantuan AS.

Pemasok terbesar selanjutnya adalah Jerman dan Italia. Kanada dan Belanda telah menghentikan pengiriman senjata ke Israel tahun ini karena khawatir senjata tersebut digunakan untuk melanggar hukum kemanusiaan internasional di Gaza.

Sebagian besar korban tewas di Gaza akibat pengeboman dan serangan darat Israel adalah warga sipil. Israel mengatakan pihaknya tidak menargetkan warga sipil, dan menuduh Hamas bersembunyi di antara mereka. Namun hal ini dibantah oleh kelompok itu.

3. Konflik terus berlanjut di Gaza

Anak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)
Anak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

Hingga saat ini, konflik masih terus berlangsung di Gaza, Palestina. Fokus serangan Israel saat ini berada di Rafah. Militer Israel mengklaim bahwa Rafah merupakan pertahanan terakhir dari Hamas. Namun hal tersebut dibantah oleh kelompok itu.

Seruan internasional kian mendesak Israel agar menghentikan tindakannya di Gaza. Pada Selasa, Kepala bantuan PBB mendesak semua pihak untuk mengambil tindakan terbaik demi mencegah jatuhnya korban sipil, termasuk pekerja kemanusiaan.

“Pihak-pihak harus mengambil semua tindakan pencegahan untuk menyelamatkan warga sipil, termasuk personel PBB dan pekerja kemanusiaan,” kata Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu.

Jumlah korban jiwa di Gaza terus bertambah. Laporan terbaru menyebutkan bahwa jumlah korban mencapai lebih dari 35 ribu jiwa, sementara lebih dari 79 ribu lainnya mengalami luka-luka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us