Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kematian Anak akibat Senjata Peledak Capai Rekor Tertinggi pada 2024

ilustrasi anak di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi anak di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • Lebih dari 20 ribu anak tewas akibat perang Israel di Gaza
  • 577 anak terluka atau cacat akibat senjata peledak di Ukraina pada 2024
  • Luka akibat ledakan pada anak-anak bisa lebih parah dibandingkan orang dewasa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Laporan dari Save the Children mengungkapkan bahwa hampir 12 ribu anak tewas atau terluka dalam konflik di seluruh dunia pada 2024, dengan 70 persennya di antaranya disebabkan oleh senjata peledak. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2006, dan meningkat sebesar 42 persen dibandingkan 2020.

Konflik yang paling banyak menelan korban di kalangan anak-anak sepanjang 2024 terjadi di wilayah Palestina, Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, serta Sudan, Myanmar, Ukraina, dan Suriah

“Anak-anak menanggung akibat paling besar dalam peperangan saat ini. Rudal jatuh di tempat anak-anak tidur, bermain dan belajar – mengubah tempat-tempat yang seharusnya paling aman, seperti rumah dan sekolah, menjadi perangkap maut," kata Narmina Strishenets, penasihat senior konflik dan kemanusiaan di Save the Children, Inggris.

1. Lebih dari 20 ribu anak tewas akibat perang Israel di Gaza

Konflik paling mematikan bagi anak-anak dalam beberapa tahun terakhir terjadi di Gaza, di mana lebih dari 20 ribu anak dilaporkan tewas akibat perang yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober 2023. Meskipun gencatan senjata telah diterapkan pada 10 Oktober, serangan Israel terus berlanjut, menewaskan ratusan warga Palestina di seluruh wilayah tersebut.

Menurut Save the Children, Gaza kini memiliki jumlah anak yang diamputasi terbesar dalam sejarah modern.

“Sepanjang 2024, penggunaan senjata peledak di Gaza menyebabkan rata-rata 475 anak setiap bulan mengalami disabilitas seumur hidup — seperti amputasi, luka bakar parah, patah tulang kompleks, dan gangguan pendengaran,” demikian isi laporan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

2. 577 anak terluka atau cacat akibat senjata peledak di Ukraina pada 2024

Di Sudan yang dilanda perang saudara, Save the Children mengungkapkan bahwa sekitar 10 juta anak tinggal dalam radius 5 km dari zona konflik itu. Di Ukraina, jumlah anak-anak yang terluka atau cacat akibat senjata peledak mencapai 577 orang pada 2024, naik 70 persen dari 339 anak pada 2023.

“Senjata peledak telah menimbulkan banyak korban pada anak-anak: lebih dari 1.200 anak terbunuh atau terluka pada 2023, meningkat menjadi 1.739 pada tahun 2024 – peningkatan hampir 40 persen hanya dalam satu tahun,” kata badan amal Inggris tersebut.

Mereka memperingatkan bahwa dampak senjata peledak akan terus dirasakan jauh setelah pengeboman berhenti, baik melalui sisa-sisa bahan peledak yang mengancam nyawa maupun dampak kesehatan mental jangka panjang pada masyarakat yang terdampak.

3. Luka akibat ledakan pada anak-anak bisa lebih parah dibandingkan orang dewas

Anak-anak memiliki tubuh yang lebih kecil dan organ yang masih berkembang, sehingga luka akibat ledakan pada mereka bisa jauh lebih parah. Proses pemulihannya juga sering kali lebih rumit dan memakan waktu lama.

“Anak-anak jauh lebih rentan terhadap senjata peledak dibandingkan orang dewasa. Karena anatomi, fisiologi, perilaku, serta kebutuhan psikososial mereka, dampak yang mereka alami menjadi jauh lebih besar,” kata Paul Reavley, konsultan dokter spesialis gawat darurat anak

Sementara itu, Anthony Bull, direktur Pusat Studi Cedera Ledakan pada Anak di Imperial College London, mengungkapkan bahwa penanganan cedera akibat ledakan bom sangatlah kompleks

“Dibutuhkan pengetahuan khusus dan penelitian berkelanjutan untuk memastikan anak tidak hanya bisa pulih tapi juga tumbuh setelah amputasi atau operasi,” ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Kematian Anak akibat Senjata Peledak Capai Rekor Tertinggi pada 2024

22 Nov 2025, 11:44 WIBNews