Evakuasi Warganya di Timur Tengah, Korsel akan Kirim Pesawat Militer

- Presiden Korsel memerintahkan pengiriman pesawat militer untuk evakuasi warga negara di Timur Tengah.
- Pertemuan darurat dilakukan untuk mengevaluasi dampak krisis Timur Tengah terhadap ekonomi dan keamanan negara.
- Korsel merupakan importir minyak mentah terbesar keempat di dunia, sebagian besar dari Timur Tengah.
Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, memerintahkan pengiriman segera pesawat militer, guna mengevakuasi warga negaranya dari Timur Tengah. Hal ini dilakukan karena melihat ketegangan yang meningkat dengan cepat, imbas eskalasi konflik di kawasan tersebut.
"Presiden menekankan bahwa melindungi warga negara Korsel di Israel dan Timur Tengah merupakan hal yang sangat penting dan menginstruksikan agar semua tindakan yang diperlukan diambil," kata kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan keamanan ekonomi darurat pada Rabu (2/10/2024).
"Khususnya, ia memerintahkan pengerahan segera pesawat angkut militer, guna mengevakuasi warga negara kami dan menekankan perlunya kerja sama yang erat dengan masyarakat internasional untuk segera memulihkan stabilitas di Timur Tengah," sambungnya, dikutip dari The Straits Times.
1. Presiden Yoon menyerukan pemerintah bersiap hadapi berbagai skenario
Pada Selasa, Yoon mengadakan pertemuan darurat dengan menteri keuangan, luar negeri, dan pertahanan, serta Badan Intelijen Nasional dan Bank Korea untuk menilai potensi dampak krisis Timur Tengah terhadap ekonomi dan keamanan negara.
Presiden Korsel tersebut menginstruksikan pemerintah untuk bersiap menghadapi berbagai skenario dan menilai risiko terkait, guna meminimalkan dampak potensi dari konflik di Timur Tengah terhadap ekonomi nasional.
"Keamanan di Timur Tengah berhubungan langsung dengan harga minyak dunia, serta mempengaruhi pasokan energi dan rantai pasokan kita," ujarnya, seraya memerintahkan tindakan pencegahan untuk menangani risiko terkait, dikutip dari Yonhap.
Korsel merupakan importir minyak mentah terbesar keempat di dunia, yang mana sebagian besar mengimpor minyak mentahnya dari Timur Tengah.
2. Korsel tidak merinci tentang operasi evakuasi karena faktor keamanan
Keputusan Seoul untuk mengerahkan pesawat militer muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, akibat bentrokan yang semakin intensif antara Israel dan Iran, serta milisi yang didukungnya, yakni Hizbullah dan Hamas.
Akan tetapi, Korsel menahan informasi rinci tentang operasi evakuasi, termasuk lokasi pasti dan waktu keberangkatan pesawat. Ini sejalan dengan praktik umum pemerintah, terutama karena alasan keamanan bagi militer dan warga negara yang terlibat.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan ratusan rudal ke Tel Aviv, sementara di hari yang sama Israel melancarkan operasi daratnya ke Lebanon yang menargetkan Hizbullah. Rudal yang ditembakkan Teheran merupakan respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
3. Korsel kerap kali mengerahkan pesawat militer untuk evakuasi warganya dari zona konflik

Ini bukan pertama kalinya Korsel mengerahkan pesawat militer untuk mengevakuasi warganya dari zona konflik.
Ketika perang meletus antara Hamas-Israel pada Oktober 2023, Korsel mengerahkan sebuah KC-330 Cygnus untuk mengevakuasi warga negaranya dari Israel. Lalu, pada April 2023, pesawat yang sama digunakan untuk menyelamatkan warga negara Korsel dari Sudan yang dilanda perang saudara.