Korsel Perintahkan Dokter Komunitas Akhiri Pemogokan Segera

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan, pada Selasa (18/6/2024), memerintahkan para dokter komunitas yang mengikuti aksi mogok satu hari untuk kembali bekerja, dan mengancam akan memberikan hukuman apabila tidak mematuhi imbauan tersebut.
Perintah ini dikeluarkan setelah sekitar 4 persen dari 36.371 rumah sakit komunitas di negara tersebut, tidak termasuk klinik gigi dan pengobatan tradisional, diperkirakan akan mengambil cuti sehari sebagai protes terhadap reformasi medis yang dilakukan pemerintah. Baru-baru ini, 55 persen profesor kedokteran di empat rumah sakit besar juga memulai aksi mogok tanpa batas waktu.
“Jika kekosongan medis menjadi kenyataan, kami berencana melakukan penyelidikan di tempat dan mengumpulkan bukti untuk melakukan tindakan administratif, termasuk menangguhkan praktik sesuai dengan undang-undang medis,” kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Cho Kyoo-hong, dikutip Yonhap.
“Kami juga berencana mengambil tindakan tegas terhadap unggahan media sosial yang menghasut tindakan kolektif ilegal untuk menolak layanan medis dengan kedok partisipasi sukarela,” tambahnya.
1. Profesor kedokteran di Universitas Nasional Seoul (SNU) mulai aksi mogok kemarin
Pada Senin (17/6/2024), para profesor kedokteran di Universitas Nasional Seoul (SNU) mulai meninggalkan pekerjaannya. Mereka menuntut pemerintah untuk menyesuaikan kembali kenaikan kuota penerimaan mahasiswa kedokteran dan sepenuhnya mencabut tindakan hukum terhadap dokter magang.
Profesor kedokteran di rumah sakit besar lainnya, termasuk Asan Medical Center, Samsung Medical Center, Severance Hospital, dan Seoul St. Mary's Hospital, juga berjanji ikut serta dalam aksi mogok tersebut, sehingga semakin meningkatkan kekhawatiran tentang layanan kesehatan publik.
"Kami tidak menghentikan seluruh perawatan. Kami hanya menghentikan perawatan bagi pasien yang dapat menerima perawatan di rumah sakit lain atau yang kondisinya tidak akan terpengaruh oleh penundaan sementara dalam perawatan," kata komite darurat profesor kedokteran SNU.
“Karena rumah sakit akan terus memberikan perawatan bagi pasien dengan penyakit kritis atau langka, jumlah perawatan sebenarnya akan berkurang sebesar 40 persen karena pemogokan tersebut,” tambahnya.
2. Asosiasi medis khawatir dengan kebijakan pemerintah
Meskipun menuai protes keras dari para dokter magang, pemerintah telah menetapkan penambahan kuota penerimaan sekitar 1.500 mahasiswa kedokteran pada akhir bulan lalu, yang merupakan peningkatan pertama dalam 27 tahun.
Pemerintah menilai penambahakan kuota ini diperlukan demi mengatasi kekurangan dokter yang akan semakin parah di tahun-tahun mendatang.
Namun, Presiden Asosiasi Medis Korea (KMA) Lim Hyun-taek menegaskan bahwa rencana pemerintah itu akan menghancurkan sistem medis negara dan tidak akan menyelesaikan masalah kronis seperti kurangnya dokter di bidang-bidang penting dan kompensasi yang tidak memadai.
KMA, kelompok lobi terbesar bagi dokter komunitas, juga menggelar pemogokan dokter berskala nasional yang dijadwalkan pada Selasa ini.
3. Pemerintah laporkan KMA atas dugaan menghasut dokter untuk mogok kerja
Kementerian Kesehatan telah melaporkan KMA kepada Komisi Perdagangan Adil untuk penyelidikan atas dugaan menghasut dokter komunitas untuk berpartisipasi dalam aksi kolektif yang melanggar undang-undang.
Berdasarkan undang-undang tersebut, asosiasi bisnis dilarang mengganggu aktivitas bisnis anggotanya secara tidak adil atau membatasi persaingan.
Kementerian juga telah mengeluarkan perintah yang melarang 17 anggota senior KMA, termasuk pemimpinnya Lim Hyun-taek, untuk terlibat atau menghasut tindakan kolektif.