Kroasia Tarik dan Larang Sementara Penjualan Coca-Cola, Kenapa?

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Kroasia Vili Beros, pada Kamis (9/11/2023), mengumumkan bahwa pemerintah telah melarang sementara penjualan Coca-Cola. Ia pun meminta masyarakat agar tidak panik terkait kasus keracunan massal.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab keracunan yang dialami oleh beberapa warga di Rijeka, Kroasia. Namun, otoritas kesehatan sudah mengambil sampel untuk investigasi lebih lanjut kasus ini.
Kementerian Kesehatan Kroasia melaporkan, sejauh ini terdapat empat orang yang sakit usai meminum produk Coca-Cola dalam seminggu terakhir. Salah satu pasien diketahui memproleh minuman yang berasal dari vending machine.
1. Gejala pasien keracunan Coca-Cola tergolong ringan
Beros mengatakan, ditemukan gejala tertentu yang diduga disebabkan usai meminum air mineral produk Coca-Cola di sebuah kafe di Rijeka. Namun, gejala itu termasuk ringan dan tidak mematikan.
"Kami berbicara tentang gejala ringan yang ditemukan dalam beberapa waktu terakhir yang diduga terkait dengan konsumsi jenis minuman yang berbeda," tutur Beros, dilansir BNE Intellinews.
"Beberapa pasien diketahui sudah mengonsumsi sejumlah stik asin. Maka kami harus menghubungkan semuanya dan menaruh konteks yang relevan, serta tidak menyebarkan kepanikan berkepanjangan. Setelah semuanya diketahui, seluruh publik akan diberitahu," tambahnya.
Ia menganjurkan bagi seluruh warga Kroasia untuk meminum air langsung dari keran di rumah untuk sementara ini. Beros juga menyerukan agar warga tidak panik dan tidak menyebarkan berita bohong di media sosial.
2. Hasil sampel menunjukkan minuman aman dikonsumsi
Badan Inspeksi Nasional Kroasia mengatakan, minuman bersoda Coca-Cola yang diminum oleh sejumlah orang di negaranya menunjukkan hasil yang aman untuk dikonsumsi.
Pihaknya menemukan bahwa kandungan asam di dalam minuman sampel yang dikonsumsi tidak mengakibatkan gejala tertentu. Semua parameter sudah ditentukan sesuai dengan nilai yang diterima dalam pengujian.
Selain itu, berdasarkan analisis internal dari Coca-Cola HBC yang mendistribusikan produk Coca-Cola di Kroasia, tidak ditemukan indikasi keanehan dalam produk minuman tersebut.
"Kami menyambut baik kejelasan bahwa hasil tes akan diberikan kepada seluruh konsumen kami dan pelanggan setelah ketidakjelasan dalam beberapa hari terakhir," ungkap Coca-Cola HBC, dilansir Reuters.
3. Kabar keracunan produk Coca-Cola sudah menyebar di seluruh Balkan
Kabar dugaan keracunan akibat konsumsi Coca-Cola telah tersebar luas di media sosial. Bahkan, sudah ada poster yang memperingatkan semua orang agar tidak meminum produk-produk Coca-Cola dan menunjukkan gejala pasien.
Selain di Kroasia, seluruh negara di kawasan Balkan ikut waspada terkait kabar ini. Bosnia-Herzegovina ikut menggelar investigasi terkait produk minuman Pomegranate yang dijual di pasaran. Namun, tidak ada larangan untuk menjual produk Coca-Cola sejauh ini.
Di Montenegro, otoritas pengawas makanan dan minuman juga melakukan inspeksi terkait kemungkinan kandungan racun dalam produk Coca-Cola. Namun, mereka mengatakan bahwa produk Coca-Cola di negaranya semua diimpor dari Serbia.