Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Latihan Militer China Dekat Taiwan Dikecam AS dan Taipei

ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)

Jakarta, IDN Times - China kembali menggelar latihan militer di sekitar Taiwan pada Senin (14/10/2024), mengklaim bahwa kegiatan ini merupakan peringatan terhadap tindakan separatis kekuatan kemerdekaan Taiwan.

Latihan tersebut menuai kecaman dari pemerintah Taiwan dan Amerika Serikat (AS), yang menilai langkah itu berisiko mengganggu perdamaian regional.

Taiwan, yang diatur secara demokratis dan dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya, telah siaga terhadap potensi latihan militer setelah pidato Hari Nasional oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te pekan lalu. Dia menyatakan bahwa China tidak berhak mewakili Taiwan, sambil menawarkan kerja sama untuk menjaga perdamaian.

1. Joint Sword-2024B dan lokasi latihan

Latihan militer yang diberi nama "Joint Sword-2024B" ini berlangsung di Selat Taiwan serta wilayah di utara, selatan, dan timur Taiwan.

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengungkapkan, latihan ini merupakan bentuk peringatan keras terhadap tindakan separatis dan langkah yang sah untuk menjaga kedaulatan serta persatuan negara.

Dalam pernyataan resminya, komando tersebut menyertakan peta yang menunjukkan sembilan area di sekitar Taiwan tempat latihan berlangsung, termasuk dua lokasi di pantai timur, tiga di pantai barat, serta beberapa di sekitar pulau-pulau yang dikuasai Taiwan di dekat pantai China.

Latihan ini mencakup patroli kesiapan tempur laut dan udara, blokade pelabuhan penting, serta penyerangan terhadap target maritim dan darat. Meskipun melibatkan berbagai manuver militer, tidak ada pengumuman mengenai latihan tembak langsung atau penutupan area penerbangan.

2. Reaksi Taiwan dan Amerika Serikat

Taiwan mengecam latihan militer tersebut, dengan menyebutnya sebagai provokasi terang-terangan yang dapat merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan. Dewan Urusan Daratan Taiwan mengungkapkan, negara tidak akan mundur menghadapi ancaman politik, militer, dan ekonomi dari China.

"Presiden Lai telah menyatakan itikad baik dalam pidato Hari Nasional dan bersedia memikul tanggung jawab menjaga perdamaian di Selat Taiwan bersama pemerintah China," kata juru bicara dewan tersebut, dilansir dari Arab News.

Namun, China justru menyebut pidato Lai sebagai pemicu perselisihan yang tidak sesuai dengan fakta.

Di Washington, pejabat pemerintah Presiden AS Joe Biden sedang memantau latihan tersebut dan tidak melihat alasan yang sah bagi China untuk melaksanakannya. Pejabat tersebut meminta agar China menghindari tindakan yang dapat membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.

3. Pandangan pengamat dan ancaman blokade

Para analis keamanan di Taiwan mengkhawatirkan latihan militer ini dapat menjadi latihan untuk memblokade pelabuhan-pelabuhan utama di utara dan selatan Taiwan serta jalur pelayaran internasional.

Pejabat senior keamanan Taiwan, yang tidak ingin disebutkan namanya, menyatakan bahwa latihan tersebut bertujuan menangkis kedatangan kekuatan asing.

Selain itu, pada Minggu (13/10/2024), Taipei melaporkan adanya kelompok kapal induk China yang berlayar ke selatan melalui Selat Bashi, yang memisahkan Taiwan dan Filipina serta menghubungkan Laut China Selatan dengan Samudra Pasifik. Latihan tersebut dianggap sebagai sinyal bahwa China siap untuk bertarung jika diperlukan.

"Taiwan akan tetap waspada, namun tetap bertindak secara moderat dan bertanggung jawab untuk menjaga status quo di Selat Taiwan," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Taiwan, Joseph Wu, dikutip dari Reuters.

China juga sudah mengadakan latihan militer serupa pada Mei, tepat setelah Lai menjabat sebagai presiden, sebagai hukuman atas isi pidato pelantikannya yang dianggap mendukung separatisme.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma Sijati
EditorSanggar Sukma Sijati
Follow Us