Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malawi Minta Bantuan Internasional usai Dilanda Topan Freddy

Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Presiden Malawi Lazarus Chakwera, meminta masyarakat internasional untuk memberikan bantuan untuk negaranya yang dilanda Topan Freddy. Malawi telah dua kali dihantam Topan Freddy, yang pertama kali pada bulan lalu dan kedua pada akhir pekan lalu.

Topan tersebut tidak hanya menghancurkan Malawi, tapi juga negara tetangga Mozambik. Akibat topan itu ada lebih dari 400 orang tewas di kedua negara, dan puluhan ribu orang telah mengungsi.

1. Presiden menyerukan bantuan

Presiden Malawi Lazarus Chakwera. (Twitter.com/Dr. Lazarus Chakwera)

Melansir Al Jazeera, Chakwera telah mengunjungi kamp pengungsi di Blantyre, ibu kota komersial Malawi, yang merupakan salah satu daerah yang paling terdampak.

“Kami membutuhkan bantuan segera. Kami membutuhkan helikopter sekarang karena (badai telah) reda sehingga kami dapat mengangkut beberapa bahan makanan dan peralatan lainnya melalui udara," kata Chakwera pada Kamis (16/3/2023).

Presiden telah menjajikan bantuan sebesar 1,5 juta dolar AS (Rp23 miliar), dan menyerukan lebih banyak bantuan, dengan mengatakan kapasitas negara untuk memberikan bantuan terbatas.

“Perubahan iklim itu nyata, dan yang harus kita lihat adalah kehancuran. Tiga belas bulan, tiga topan dahsyat. Kami berusaha melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk menarik diri dengan tali sepatu (kami)," ujarnya.

Perubahan iklim menyebabkan lautan yang lebih hangat, energi panas dari permukaan air memicu badai yang lebih kuat. Freddy telah memecahkan rekor dunia untuk akumulasi energi siklon terbanyak, berdasarkan kekuatan angin badai selama masa hidupnya. Ahli meteorologi memperkirakan itu mungkin memecahkan dua rekor lagi.

Chakwera mengigatkan bahwa untuk bisa pulih dari badai tersebut Malawi butuh bantuan internasional.

“Apa yang terjadi pada kita bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja. Biarkan dunia masuk dan membantu Malawi karena kita tidak boleh mundur daripada maju dalam hal semua perbekalan yang dibutuhkan rakyat Malawi," kata Chakwera.

2. Warga membutuhkan bantuan air bersih

Iustrasi kran air bersih. (Unsplash.com/Imani)

Rasmane Kabore, koordinator darurat Doctors Without Borders di Blantyre, mengatakan masalah yang paling mendesak saat ini adalah kurangnya air bersih. Hal itu dikahwatirkan akan menyebabkan wabah kolera seperti tahun lalu setelah diterjang Topan Anna.

Agar terhindar dari wabah penyakit, Chakwera menyerukan perlunya tempat berteduh, selimut, dan fasilitas yang akan membantu penyediaan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat.

Yusuf Nthenda, anggota parlemen dari Mulanje West, mengatakan bahwa masyarakat belum menerima bantuan apapun dan beberapa konstituennya tidak memiliki makanan untuk dimakan.

Menanggapi hal itu, Chakwera mengatakan pemerintahnya telah mulai memberikan bantuan, tapi beberapa komunitas tidak dapat diakses karena jalan tersapu oleh tanah longsor. Dia menyampaikan ingin semua orang mendapatkan bantuan.

3. Presiden mengumumkan 14 hari berkabung nasional

Ilustrasi bendera Malawi. (Pixabay.com/jorono)

Melansir Africa News, Chakwera selain mengunjungi kamp pengungsi juga menghadiri pemakaman beberapa korban di Blantyre. Dia telah mengumumkan 14 hari berkabung nasional dengan mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari pertama.

Clemence Jobani Dambe, salah satu anggota kerabat yang berduka, mengatakan keluarganya kehilangan 14 kerabat akibat badai tersebut.

“Kami sangat tersentuh dengan kematian saudara laki-laki kami dan istrinya. Dia telah meninggal bersama dengan lima anak laki-lakinya. Anggota keluarga laki-laki kami yang lain bersama istri dan dua anaknya juga telah meninggal sehingga jumlah sanak saudara yang meninggal menjadi 14 orang di keluarga kami," kata Dambe.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us