Menhan Israel Sebut Hizbullah Telah Dikalahkan

- Israel mengklaim kemenangan atas Hizbullah dan kematian Hassan Nasrallah sebagai pencapaian tertinggi.
- Serangan Israel di Lebanon menewaskan 38 orang, termasuk 7 anak-anak, dengan dampak terparah pada warga sipil.
- Pertempuran antara Israel dan Hizbullah meningkat sejak September 2024, dengan korban tewas mencapai ribuan orang.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Minggu (10/11/2024), mengatakan bahwa negaranya telah mengalahkan Hizbullah di medan perang. Ia juga menyebut keberhasilan mereka dalam menyingkirkan pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah, sebagai sebuah pencapaian tertinggi.
“Sekarang adalah tugas kita untuk terus memberikan tekanan guna mewujudkan hasil kemenangan itu,” kata Katz dalam sebuah upacara di Kementerian Luar Negeri Israel, dikutip dari Reuters.
Katz mengungkapkan bahwa Israel tidak tertarik untuk ikut campur dalam politik internal Lebanon, mengingat dampak negatif dari pengalaman mereka sebelumnya. Meski begitu, ia berharap koalisi internasional akan memanfaatkan peluang ini secara politik dan Lebanon akan bergabung dengan negara-negara lain dalam menormalisasi hubungan dengan Israel.
1. 38 orang tewas akibat serangan Israel pada Minggu
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 38 orang tewas akibat serangan Israel di negara tersebut pada Minggu. Dari jumlah tersebut, 23 di antaranya tewas dalam serangan udara di desa Almat di bagian utara Beirut.
“Serangan musuh Israel terhadap Almat di distrik Jbeil menewaskan 23 orang, termasuk 7 anak-anak, dalam jumlah korban terbaru namun belum final,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan. Pihaknya menambahkan bahwa bagian-bagian tubuh yang ditemukan dari lokasi tersebut sedang diidentifikasi.
Imran Khan dari Al Jazeera mengatakan bahwa ini adalah kedua kalinya daerah tersebut diserang sejak pertempuran antara Israel dengan Hizbullah memanas. Ia menambahkan bahwa serangan Israel di Sidon, Lebanon selatan, juga menewaskan tiga paramedis pada Minggu malam.
“Sangat jelas sekarang bahwa dampak paling parah dari kehancuran yang terjadi, baik di selatan atau di wilayah lain Lebanon, ditanggung oleh warga sipil,” kata Khan, yang melaporkan dari Beirut.
2. Militer Israel lancarkan serangan tanpa adanya perintah evakuasi terlebih dahulu
Pada Sabtu (9/11/2024), sedikitnya 53 orang tewas dan 99 lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon. Media lokal juga melaporkan bahwa serangan Israel menghantam sebuah rumah di kota timur Baalbek tanpa adanya perintah evakuasi terlebih dahulu dari pasukan Israel.
“Pesawat musuh melancarkan serangan terhadap sebuah rumah di lingkungan al-Laqees” demikian laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon.
Sejak 27 September 2024, militer Israel telah mengeluarkan beberapa peringatan evakuasi bagi warga untuk meninggalkan rumah mereka. Meskipun militer Israel mengklaim bahwa perintah evakuasi bertujuan melindungi penduduk sipil Lebanon, pada kenyataannya, perintah evakuasi tidak selalu dilakukan.
Militer Israel mengatakan bahwa dalam serangan terbarunya, mereka menargetkan infrastruktur Hizbullah di wilayah Tirus dan Baalbek, termasuk para pejuang, apartemen operasional, dan gudang senjatanya.
Sebagai pembalasan, Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan roket terhadap pasukan Israel di kota Shebaa di Lebanon selatan dan pemukiman HaGoshrim di Israel utara. Serangan itu terjadi pada Minggu dini hari.
3. 3.189 orang telah tewas akibat serangan Israel di Lebanon
Israel dan Hizbullah telah berperang sejak Oktober 2023 menyusul perang di Gaza, namun pertempuran antara keduanya meningkat secara dramatis sejak akhir September tahun ini. Israel mengintensifkan dan memperluas kampanye pengebomannya, sementara Hizbullah meningkatkan serangan roket dan drone setiap hari terhadap Israel.
Setidaknya 3.189 orang telah tewas dan 14.078 luka-luka akibat serangan Israel di Lebanon sejak tahun lalu. Hizbullah mengatakan bahwa tindakan mereka merupakan bentuk dukungan terhadap Hamas sekaligus solidaritas terhadap rakyat Gaza. Adapun agresi militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 43 ribu warga Palestina.
Sementara itu, upaya untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas sejauh ini belum membuahkan hasil, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas konflik yang terus berlanjut.
Qatar, negara yang memainkan peran penting dalam mengadakan perundingan gencatan senjata, pada Sabtu, mengatakan bahwa Doha akan menangguhkan upaya mediasi antara Hamas dan Israel sampai kedua pihak menunjukkan kesediaan dan keseriusan mereka untuk mengakhiri perang di Gaza.
Pada Senin (11/11/2024), para pemimpin Arab dan negara Muslim akan menghadiri pertemuan puncak di Arab Saudi yang akan berfokus pada perang Israel di Gaza dan Lebanon.