Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Spanyol: Kritik Israel soal Palestina Tidak Masuk Akal

Bendera Spanyol (pexels.com/@pixabay)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Spanyol Jose Manuel Albares, pada Selasa (26/3/2024), mengecam Israel yang menyebut negaranya akan menghadiahi terorisme karena menyetujui pembentukan negara Palestina. Ia menyebut bahwa pernyataan Tel-Aviv tidak masuk akal. 

Spanyol menjadi salah satu negara Eropa yang menentang agresi militer Israel ke Gaza sejak Oktober lalu. Perdana Menteri Pedro Sanchez juga menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mendukung penyelesaian permasalahan kedua pihak melalui solusi dua negara. 

1. Albares sebut rakyat Palestina punya hak untuk tinggal di Gaza

Menurut Albares, tidak masuk akal bahwa Israel menyatakan negaranya mendukung teroris. Ia pun menyebut Madrid menentang serangan teroris Hamas di Israel sejak awal, tapi menolak serangan yang menyasar warga sipil Palestina. 

"Ini tidak masuk akal menyatukan keduanya dan kami menekankan bahwa sejak serangan Hamas pada 7 Okrober 2023, kami sudah mengecam aksi teroris Hamas. Namun, perlu dijelaskan bahwa warga Palestina tidak boleh ikut dikecam," terangnya, dikutip La Vanguardia.

"Rakyat Palestina punya hak untuk tinggal di sana dan punya harapan untuk hidup layak. Kami pun berharap rakyat Palestina tidak lagi bermimpi dan mewujudkan mimpinya memiliki sebuah negara yang utuh," sambungnya. 

Ia menambahkan bahwa Gaza dan Tepi Barat adalah wilayah resmi yang dikuasai oleh otoritas Palestina. Albares juga menyerukan pendirian koridor yang menghubungkan dua wilayah tersebut untuk keberlanjutan negaranya. 

2. Israel tolak rencana Eropa soal pembentukan Palestina

Menlu Israel Israel Katz menyebut, rencana empat negara Eropa, termasuk Spanyol, Slovenia, Malta, dan Irlandia untuk menyetujui pembentukan negara Palestina sebagai apresiasi kepada Hamas. 

"Pengakuan negara Palestina menyusul pembantaian massal pada 7 Oktober adalah sebuah pesan kepada Hamas dan organisasi teroris lain di Palestina yang meneror warga Israel dan ini hanya akan digunakan sebagai sinyal politik kepada warga Palestina," tulisnya, dikutip Reuters.

"Resolusi dari konflik ini hanya dapat diselesaikan lewat negosiasi langsung antara kedua belah pihak. Segala bentuk pengakuan dari negara Palestina hanya akan menjauhkan dari sebuah resolusi dan meningkatkan instabilitas regional," sambungnya. 

Katz tidak menjelaskan secara detail resolusi yang diminta Israel dalam menyelesaikan konflik di Gaza. 

3. Warga Irlandia adakan demonstrasi pro-Palestina

Sejak Minggu (24/3/2024), belasan ribu warga Irlandia ikut dalam demonstrasi pro-Palestina di Dublin. Bahkan, banyak warga yang berasal dari seluruh Irlandia datang ke Dublin untuk berpatisipasi dalam aksi ini. 

Dilaporkan Irish News, ribuan orang berkumpul di depan Parnel Square dan mengadakan aksi long-march di kawasan pusat kota. Mereka kemudian berkumpul di depan Kantor Kementerian Luar Negeri Irlandia di St. Stephen Green dan mengemukakan pidatonya di sana. 

Aksi ini diselenggarakan oleh IPSC (Ireland-Palestine Solidarity Campaign) dan menjadi demonstrasi kelima sejak serangan Israel ke Gaza pada Oktober lalu. 

"Ini sangat krusial bahwa kami harus terus menekan pemerintah kami untuk memberikan sanksi kepada Israel dan kejahatan kriminalnya," ungkap Kepala IPSC Zoe Lawlor.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us