Mossad Dituding Dukung Protes Tolak Revisi Sistem Peradilan Israel

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Israel telah menolak klaim yang disebut dalam dokumen yang diduga bocor dari Pentagon, bahwa pemimpin dinas intelijen asing (Mossad) mendukung protes nasional terhadap usulan perombakan peradilan Israel.
The New York Times pada Sabtu (8/4/2023) menerbitkan penilaian yang dikaitkan dengan pembaruan intelijen pusat dari 1 Maret, bahwa Mossad telah mendorong stafnya dan warga Israel untuk bergabung dalam protes massal. Surat kabar itu mengatakan, meski dokumen yang bocor tampak asli, bukan berarti dokumen itu akurat.
1. Kantor Presiden Israel bantah laporan AS

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, pada Minggu (9/4/2023), bahwa laporan itu bohong dan tidak memiliki dasar apa pun.
"Mossad dan pejabat seniornya tidak mendorong personel agensi untuk bergabung dalam demonstrasi menentang pemerintah, demonstrasi politik, atau aktivitas politik apa pun," katanya.
Rencana Netanyahu untuk pemeriksaan yudisial telah memicu kemarahan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak koalisinya dari partai-partai sayap kanan dan agama berkuasa akhir tahun lalu. Kerusuhan di Israel juga memicu kekhawatiran dari sekutu Barat Israel.
2. Eksekutif disebut ingin mengendalikan yudikatif

Undang-undang yang diusulkan akan memungkinkan parlemen untuk mengesampingkan keputusan Mahkamah Agung dan mengontrol penunjukan yudisial.
Banyak pihak mengatakan, perombakan sistem ini merupakan cara Netanyahu agar terbebas dari sejumlah penyelidikan korupsi yang sedang menjeratnya, dilansir Al Jazeera.
Setelah demonstrasi intensif berminggu-minggu, Netanyahu pada akhir Maret mengalah dan mengatakan bakal menunda reformasi yang diperebutkan untuk memungkinkan pembicaraan dengan partai-partai oposisi.
3. AS sedang menyelidiki soal kebocoran dokumen

Departemen Kehakiman AS, pada Jumat, mengatakan bahwa pihaknya telah menghubungi Departemen Pertahanan dan telah memulai penyelidikan atas dugaan kebocoran dokumen, yang mencakup beberapa hal yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Pentagon menolak berkomentar lebih lanjut. Namun, mereka sempat menuduh bahwa Rusia atau kelompok peretas pro-Rusia sebagai pihak yang membocorkan data tersebut.
Selain soal Israel, laporan itu juga menyebut tentang perang Rusia-Ukraina, termasuk angka korban kematian dari kedua pihak yang berbeda serta bantuan apa saja yang telah diberikan Washington untuk Kiev.