Mundur dari Pilpres, Biden Calonkan Kamala Harris Jadi Penggantinya

- Joe Biden mundur sebagai calon presiden Partai Demokrat pada Pemilu AS 2024, dan mengajukan wakilnya Kamala Harris sebagai penggantinya. Elektabilitas Harris mencapai 44 persen, mendekati Donald Trump dari Partai Republik. Biden diharapkan mundur oleh lebih dari satu dari 10 anggota Kongres Demokrat karena kinerjanya yang tak memuaskan.
Jakarta, IDN Times - Joe Biden telah memutuskan mundur sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, pada pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Sebagai gantinya, Biden mengajukan wakil presidennya saat ini, Kamala Harris, untuk menggantikannya.
"Hari ini saya ingin memberikan dukungan dan dukungan penuh saya, agar Kamala menjadi calon partai kita tahun ini," kata Biden, dikutip dari Al Jazeera, Senin (22/7/2024).
1. Elektabilitas Kamala Harris cukup bagus
Sementara, berdasarkan jajak pendapat Reuters terbaru soal capres AS, elektabilitas Harris bahkan cukup bagus, yaitu 44 persen dan hampir menyamai Donald Trump, capres dari Partai Republik.
Elektabilitas Trump sendiri naik signifikan usai ia menjadi korban penembakan kala sedang berkampanye di Pennsylvania, pekan lalu.
2. Joe Biden sempat ingin terus maju di Pilpres AS

Sebelumnya, Joe Biden sempat ngotot bakal terus maju di Pemilu AS 2024, meski sejumlah pihak memintanya mundur, lantaran kinerjanya saat debat sudah tak terlihat baik.
"Saya berharap dapat kembali berkampanye minggu depan untuk terus mengungkap ancaman agenda Proyek 2025 Donald Trump, sambil menyampaikan argumen tentang rekam jejak dan visi saya untuk Amerika," ujar Biden, beberapa waktu lalu.
Lebih dari satu dari 10 anggota Kongres dari Partai Demokrat, kini telah secara terbuka meminta Biden mundur sejak pekan lalu.
3. Terlihat linglung saat debat dan pidato

Joe Biden terlihat tak prima saat berdebat dengan Trump pada 27 Juni 2024. Kala itu, suara Biden serak, serta ia berbicara secara terbata-bata.
Sikap linglung Biden ini juga diperlihatkan di sejumlah acara dengan pemimpin negara lain, seperti G7 dan KTT NATO beberapa waktu lalu.
Bahkan di KTT NATO, Biden salah menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Presiden Putin dan Wapres Kamala Harris dengan Wapres Donald Trump.