Joe Biden Mengaku Seorang Zionis, tapi Dukung Warga Palestina

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku bahwa dirinya adalah Zionis, tapi sekaligus telah banyak membantu warga Palestina dari siapapun. Biden juga menyerukan lebih banyak bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Jalur Gaza
Dilansir CNN International, Kamis (18/7/2024), Biden yang ditanya dalam acara 360 with Speedy, apakah sebenarnya ia adalah seorang Zionis, menjawab dengan mantap ‘ya’. Namun Biden kembali menjelaskan arti dari Zionis itu sendiri.
“Anda tidak harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis dan seorang Zionis adalah tentang apakah Israel tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi karena sejarah pembantaian mereka,” kata Biden.
“Sekarang, Anda bisa melakukan banyak hal karena banyak orang yang tidak tahu apa itu Zionis,” lanjut dia.
1. Biden mengklaim ia membantu banyak warga Palestina
Meski seorang Zionis, Biden mengaku bahwa ia selalu berupaya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, apalagi daerah yang sulit diakses.
“Saya orang yang membuka semua aset. Saya memastikan hal itu. Saya meminta Mesir untuk membuka perbatasan agar bantuan, obat-obatan dan makanan bisa masuk ke Gaza. Saya sangat mendukung Palestina, tapi soal Hamas, mereka adalah preman,” tegas dia.
2. Jelaskan soal dukungan AS ke Israel

Ketika ditanya seberapa kuat dukungan AS untuk Israel, Biden menjawab dengan pasti, bahwa dukungan Washington untuk Tel Aviv sangatlah kuat.
“Jika tidak ada Israel, setiap orang Yahudi di dunia akan berada dalam risiko. Ada kebutuhan untuk menjadi kuat dan setelah Perang Dunia II, orang Yahudi butuh tempat miliknya sendiri,” beber dia.
3. Biden nyatakan AS terus pasok senjata ke Israel tapi tak boleh serang warga sipil

Meski demikian, Biden menekankan bahwa AS terus memasok senjata dan amunisi ke Israel. Namun ia menegaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa senjata AS tersebut tak boleh digunakan menyerang warga sipil.
“Saya sudah menjelaskan dengan sangat jelas, mereka (Israel) tidak bisa menggunakan senjata yang kami sediakan untuk menyerang warga sipil,” ujar dia.