Nigeria Bebaskan 130 Siswa yang Diculik Kelompok Bersenjata

- 130 siswa yang diculik berhasil dibebaskan.
- Anak-anak tersebut akan segera berkumpul dengan keluarga di Kota Minna.
- Total sekitar 315 siswa diculik bulan lalu, dan tren penculikan untuk uang tebusan semakin meningkat di Nigeria.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Nigeria mengonfirmasi pembebasan 130 siswa sekolah yang diculik kelompok bersenjata di negara bagian Niger. Juru bicara kepresidenan menyatakan tidak ada lagi murid yang tersisa dalam tawanan usai operasi penyelamatan terbaru ini.
Total siswa yang berhasil diselamatkan kini mencapai 230 orang setelah penculikan massal pada November lalu. Pemerintah menyatakan pembebasan ini merupakan hasil operasi berbasis intelijen, tapi tidak mengungkap apakah ada pembayaran tebusan.
1. Dibawa ke Kota Minna untuk berkumpul bersama keluarga

Juru bicara Presiden Bola Tinubu, Bayo Onanuga, mengumumkan kabar ini melalui media sosial pada Minggu (21/12/2025). Anak-anak tersebut akan segera dibawa ke ibu kota negara bagian untuk proses pemulihan.
"Sisa 130 anak sekolah yang diculik teroris kini telah dibebaskan. Mereka diperkirakan tiba di Minna pada hari Senin dan bergabung kembali dengan orang tua mereka untuk perayaan Natal," ujar Onanuga dikutip The Straits Times.
Foto-foto yang dirilis pemerintah memperlihatkan anak-anak tersebut tersenyum dan melambaikan tangan usai lepas dari penyanderaan. Namun, pemerintah belum mengungkap detail teknis bagaimana kesepakatan ini tercapai. Dilansir BBC, gubernur negara bagian tetangga, Nasarawa, menyebut peran pemerintah pusat sangat krusial tapi harus dirahasiakan demi keamanan.
2. Total sekitar 315 siswa diculik bulan lalu
Insiden bermula ketika kelompok bersenjata menyerang sekolah asrama Katolik St Mary di desa Papiri pada 21 November. Ratusan siswa dan staf diculik dalam serangan yang terjadi pada dini hari tersebut.
Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) awalnya melaporkan sekitar 315 siswa dan staf hilang dibawa penculik. Sebanyak 50 siswa berhasil melarikan diri sesaat setelah kejadian berlangsung.
Pemerintah sebelumnya telah mengamankan pembebasan 100 anak pada awal Desember. Juru bicara CAN di negara bagian Niger, Daniel Atori, menyatakan perlunya pendataan ulang pasca pembebasan ini karena adanya simpang siur terkait angka korban pasti.
3. Tren penculikan untuk uang tebusan di Nigeria
Penculikan massal untuk tebusan telah menjadi bisnis kriminal yang menguntungkan di wilayah utara Nigeria. Laporan SBM Intelligence mencatat praktik ini meraup sekitar 1,66 juta dolar AS (sekitar Rp27 miliar) antara pertengahan 2024 hingga 2025.
Gelombang penculikan terbaru ini mengingatkan publik pada tragedi Chibok tahun 2014 silam. Kala itu, kelompok militan Boko Haram menculik 276 siswi yang memicu kemarahan global.
Situasi keamanan yang memburuk di Nigeria turut memancing sorotan tajam dari dunia internasional, termasuk Amerika Serikat (AS). Presiden AS Donald Trump bahkan menyebut pembunuhan massal umat Kristen di sana sebagai genosida.
Dilansir The Guardian, pemerintah Nigeria membantah tuduhan adanya genosida dan menyebut konflik dipicu oleh beragam faktor keamanan yang kompleks. Presiden Tinubu berjanji akan terus bekerja sama dengan negara bagian untuk mengamankan lingkungan sekolah.



















