Eritrea Tuding Ethiopia Rencanakan Perang dengan Negaranya

Jakarta, IDN Times - Presiden Eritrea, Isaias Afwerki, pada Senin (21/7/2025), mengatakan bahwa Ethiopia sedang merencanakan perang baru dengan negaranya. Klaim ini muncul di tengah ketegangan Ethiopia-Eritrea.
Ethiopia masih berupaya mencari akses ke Laut Merah untuk meningkatkan perdagangan dan pangkalan militer. Namun, langkah ini memicu ketegangan dengan sejumlah negara tetangga, seperti Eritrea dan Somalia.
Sebelumnya, Ethiopia sudah bersitegang dengan Mesir terkait pembangunan bendungan raksasa di Sungai Nil atau yang dikenal dengan nama Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD).
1. Klaim Ethiopia tidak akan menang hanya karena memiliki banyak penduduk
Afwerki mengungkapkan bahwa Ethiopia tidak akan menang melawan pasukan Eritrea. Ia menyebut klaim soal penduduk Ethiopia jauh lebih banyak bukan berarti akan membuat Eritrea takut.
“Jika Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, menyebut bahwa banyaknya pasukan Ethiopia akan membuat pasukan Eritrea kewalahan, maka dia salah besar. Sebelum membawa rakyat Anda dalam perang, sebaiknya selesaikan masalah di dalam negara Anda,” ungkapnya, dilansir TRT Global.
Ia menambahkan, aksi dari Abiy hanya berfungsi mengalihkan perhatian warga Ethiopia. Ia menyebut bahwa Ethiopia masih memiliki banyak masalah di dalam negeri yang belum diselesaikan.
Ia menyebut, Eritrea dan rakyatnya sudah siap mempertahankan negaranya jika memang diperlukan.
2. Ethiopia berniat mendapat akses ke pelabuhan Assab di Eritrea

Perselisihan kedua negara didorong pernyataan Ahmed yang mengklaim bahwa Ethiopia akan dapat merebut Eritrea dengan mudah. Ia menyebut Ethiopia memiliki 130 juta penduduk dan Eritrea hanya 3,5 juta penduduk.
Melansir The Arab Weekly, pernyataan ini disampaikan menyusul keinginan kembali Ethiopia untuk mendapatkan akses ke pelabuhan Assab di Eritrea. Klaim ini dilontarkan setelah gagalnya persetujuan akses di pelabuhan Somaliland menyusul penolakan dari Somalia.
Beberapa waktu lalu, Turki ikut menengahi negosiasi antara Ethiopia dan Somalia. Dialog tersebut akhirnya menyetujui pengakuan persatuan teritori Somalia oleh Addis Ababa.
3. Somalia tolak latihan militer gabungan usulan Ethiopia
Menteri Pertahanan Somalia, Ahmed Moalim Fiqi, menolak pendekatan Ethiopia untuk mengadakan latihan militer di teritori laut Somalia. Ia menyebut tindakan itu melanggar hukum maritim internasional dan kedaulatan negaranya.
“Kami tidak bisa membiarkan sebuah negara terkunci beroperasi di perairan kami. Somalia akan tetap mempertahankan kedaulatan negaranya baik di darat, laut, dan udara. Segala keterlibatan Ethiopia dan latihan militer jelas melanggar hukum di negara kami,” ujarnya, dikutip The Eastleigh Voice.
Sebelumnya, Ethiopia sudah mengusulkan proposal penerjunan personel Angkatan Laut negaranya dalam misi penjaga perdamaian Uni Afrika atau yang dikenal dengan AUSSOM.
Mogadishu menganggap langkah Addis Ababa ini adalah upaya untuk memperluas eksistensi militernya di perairan kawasan Tanduk Afrika.