Kenya Kehilangan Rp24,2 Triliun per Tahun Akibat Korupsi

Jakarta, IDN Times - Kenya termasuk salah satu negara yang tak terlepas dari kasus korupsi. Berdasarkan laporan African Development Bank (AfDB) pada Kamis (3/7/2025), Kenya kehilangan 1,5 miliar dolar AS (Rp24,2 triliun) setiap tahunnya akibat korupsi.
Presiden Kenya William Ruto termasuk tokoh terkorup kedua di dunia versi OCCRP. Ia hanya berada di bawah mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang dinobatkan sebagai tokoh terkorup pada 2024.
Selama pemerintahan Ruto, Kenya dilanda maraknya kasus korupsi dan gratifikasi yang berdampak pada kegagalan kebijakan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
1. Kenya alami kerugian besar akibat gratifikasi dan manipulasi kebijakan
AfDB menemukan bahwa korupsi dan transaksi ilegal di Kenya yang mencapai Rp24,2 triliun seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Tak hanya itu, ditemukan ketidakefektifan dari 5 persen alokasi anggaran dari Produk Domestik Bruto Kenya dalam setahun terakhir. Sementara itu, insentif dan pengampunan pajak ikut menyumbang hilangnya pendapatan sebesar 800 juta dolar AS (12,9 triliun).
“Kombinasi dari ini semua membuat Kenya kehilangan kapasitas untuk membiayai pembangunannya dan mengurangi ketergantungan negaranya dari bantuan asing,” ungkapnya, dikutip The Kenya Times.
Selain itu, Kenya terdampak besar oleh gratifikasi dan manipulasi kebijakan politik untuk kepentingan elite tertentu. Aktivitas ilegal ini telah membuat investor enggan menanamkan modalnya di Kenya.
2. Kenya masuk jajaran negara terkorup di dunia
Pada 2024, Kenya termasuk salah satu negara terkorup di dunia berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) yang dikeluarkan oleh Transparency International.
Negara Afrika Timur ini berada di ranking 121 dari 180 negara dengan skor sebesar 32 dari 100. Meski demikian, terdapat kenaikan dibandingkan nilai 31 pada tahun lalu.
Namun, nilai tersebut masih di bawah rerata negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara sebesar 33. Sedangkan nilai Kenya jauh di bawah rerata CPI global sebesar 44.
Sementara itu, posisi CPI tertinggi Kenya berada di peringkat ke-54 pada 1996 dan posisi terendahnya berada di peringkat 154 pada 2010.
3. Afrika kehilangan Rp1.434 triliun imbas transfer ilegal
Financial Intelligence Centre (FIC) di Ghana memublikasikan temuan bahwa Afrika kehilangan 88,6 miliar dolar AS (Rp1.434 triliun) setiap tahun akibat transaksi ilegal. Kasus ini disebut mengakibatkan hilangnya investasi asing dan pembangunan di Afrika.
Melansir Business Insider Africa, transaksi ilegal ini termasuk penghindaran pajak, eksodus modal, pencucian uang, dan membuka sejumlah kasus suap, korupsi, penambangan ilegal, dan lainnya.
FIC menyebut terdapat 42 dakwaan terkait kasus pencucian uang di Ghana sepanjang 2023. Penipuan menjadi kasus terbesar yang mencapai 22 kasus diikuti 17 kasus pemalsuan dan 3 kasus penyelundupan narkoba.