Pabrik Thailand yang Meledak, Produksi Petasan Pengusir Burung Sawah

Jakarta, IDN Times - Sebuah pabrik kembang api di provinsi Suphan Buri, Thailand mengalami ledakan pada Rabu (17/1/2024). Wakil Gubernur Suphan Buri Don Samitakestarin mengatakan jumlah korban tewas mencapai 23 orang pada Kamis. Ledakan itu membuat hanya sebagian kerangka pabrik yang tersisa.
Pabrik yang mengalami ledakan itu memproduksi kembang api kecil untuk menakut-nakuti burung, sebuah praktik umum yang dilakukan petani di Thailand untuk melindungi tanaman mereka. Produknya tampak seperti bom ceri, tapi pabrik tersebut tidak memproduksi kembang api untuk hiburan.
1. Tidak ditemukan korban selamat

Dilansir Associated Press, Don mengatakan ada 23 orang tewas dalam insiden itu dan meyakini tidak ada tambahan korban. Torsak Sukvimol, kepala polisi nasional, yang telah melalukan perjalanan ke provinsi tersebut mengatakan petugas telah menemukan 22 jenazah dan satu orang lagi dianggap hilang, tapi diyakini sudah tewas.
“Tidak ada korban selamat sama sekali dari lokasi tersebut, jadi tidak ada saksi mata yang memberi tahu kami apa yang terjadi. Kami hanya dapat menggunakan ilmu forensik untuk menemukan penyebabnya," kata Torsak.
Don mengatakan perlu waktu untuk menyelidiki penyebabnya karena tidak ada korban selamat yang bisa mengetahui apa yang terjadi. Dia mengatakan area sekitar ledakan ditutup karena petugas masih membersihkan bahan-bahan berbahaya.
Saat ini jenazah para korban berada di Wat Rong Chang, sebuah kuil Buddha di ibu kota provinsi Mueang Suphan Buri. Mayat-mayat itu disimpan di dalam truk lemari es sambil menunggu konfirmasi identitas mereka.
Kerabat dan teman para korban berkumpul di kuil untuk melaporkan orang hilang dan memberikan sampel DNA untuk membantu mengidentifikasi jenazah. Para korban terdiri dari 16 perempuan dan tujuh laki-laki, termasuk para pekerja dan istri serta anak pemilik pabrik.
2. Perdana menteri memerintahkan penyelidikan

Don mengatakan atas insiden ini pemerintah akan memberikan kompensasi uang. Dia mengatakan setiap rumah tangga yang terdampak akan diberi hingga 300 ribu baht (Rp131,6 juta).
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin yang sedang menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, telah diberi tahu tentang ledakan tersebut, dia mendesak segera dilakukannya penyelidikan.
“Perdana menteri memerintahkan inspeksi terhadap pabrik tersebut untuk melihat apakah pabrik tersebut beroperasi secara sah dan apakah ledakan tersebut disebabkan oleh kelalaian. Hukum harus ditegakkan sepenuhnya karena ada korban jiwa dan cedera yang tidak bersalah,” kata kantor Srettha, dikutip dari Reuters.
Wakil Perdana Menteri Somsak Thepsutin, yang telah pergi ke ke Suphan Buri, mengatakan Srettha akan diberi pengarahan pada pertemuan kabinet minggu depan tentang cara-cara meningkatkan kerja sama antarlembaga yang lemah.
3. Pabrik tersebut pernah mengalami ledakan

Don mengatakan pabrik kembang api itu memenuhi persyaratan untuk beroperasi secara legal. Pejabat itu memberitahu bahwa pabrik tersebut sebelumnya pernah mengalami ledakan pada November 2022, yang menewaskan satu orang dan menyebablan tiga orang luka parah, tapi hal itu tidak menghalanginya untuk mendapatkan izin baru.
“Usaha ini sudah sesuai dengan peraturan Kementerian Dalam Negeri, jadi harus kami beri izin,” ujarnya.
Pada Juli tahun lalu, sebuah gudang kembang api di Thailand bagian selatan mengalami ledakan. Insiden itu menewaskan 10 orang dan melukai lebih dari 100 orang, serta merusak sekitar 100 rumah dalam radius 500 meter dari gudang tersebut. Gubernur wilayah tersebut mengatakan ledakan disebabkan percikan api dari pekerjaan pengelasan logam, yang menyulut kembang api di gudang.