Pakistan Akan Penjarakan Orang Tua yang Tolak Vaksinasi Polio

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang di provinsi Sindh, Pakistan, mencoba beralih ke taktik baru dalam upaya memberantas polio. Bulan lalu, pemerintah memperkenalkan undang-undang yang akan menghukum orang tua selama satu bulan penjara, jika anaknya tidak diberi izin untuk disuntikkan vaksin polio atau delapan penyakit umum lainnya.
Selain itu, mereka juga dapat didenda hingga 50 ribu rupee (sekitar Rp2.6 juta). Namun terlepas dari ancaman tersebut, pejabat Sindh mengatakan bahwa vaksin tetap tidak akan diberikan kepada anak-anak tanpa persetujuan orang tua mereka.
Pada Januari, sekitar 62 ribu orang tua, sebagian besar di Sindh, menolak vaksinasi polio untuk anak-anaknya. Pakistan dan Afghanistan termasuk negara dengan penyebaran polio yang tidak pernah berhenti. Penyakit yang bisa melumpuhkan ini biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Adapun RUU tersebut berada pada tahap akhir untuk menjadi undang-undang setelah dewan provinsi menyetujuinya pada Agustus.
1. Dikhawatirkan semakin melemahkan kepercayaan terhadap vaksin polio
Para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara lainnya khawatir, strategi yang tidak biasa ini akan semakin melemahkan kepercayaan terhadap vaksin polio, terutama di negara yang masyarakatnya percaya adanya konspirasi vaksin.
Direktur polio WHO di Mediterania Timur, Hamid Jafari, memperingatkan bahwa undang-undang baru ini bisa menjadi bumerang. Menurutnya, petugas kesehatan sebaiknya mencaritahu alasan penolakan masyarakat dan mengatasi kekhawatiran tersebut, seperti mendatangkan pemimpin politik atau agama untuk berbicara dengan masyarakat.
“Menurut saya, Pakistan ingin memiliki undang-undang ini jika mereka membutuhkannya. Saya akan terkejut jika ada kemauan untuk benar-benar menegakkan tindakan koersif ini,” kata Jafari, dikutip Associated Press.
Rukhsana Bibi, seorang petugas kesehatan di Karachi, berharap undang-undang baru ini akan mengurangi tingkat penolakan vaksin dan melindungi petugas kesehatan. Adapun Karachi dianggap berisiko tinggi terhadap penyebaran polio.
2. Petugas kesehatan bahkan menjadi target serangan kelompok militan
Ada beberapa faktor yang memicu keraguan terhadap vaksin di Pakistan, mulai dari kecurigaan terhadap pihak luar yang mendanai vaksin hingga konspirasi Barat untuk mensterilkan orang-orang.
“Para orang tua percaya bahwa hal ini terjadi karena pemerintah mendapat hibah dan sumbangan untuk vaksin tersebut, sehingga pemerintah terus fokus pada (vaksin polio) daripada menyediakan layanan kesehatan dasar. Itu membuat orang tua curiga," kata Bibi.
Kepercayaan masyarakat terhadap vaksin makin merosot pada 2011, ketika Badan Intelijen Pusat (CIA) AS membuat program vaksinasi hepatitis palsu, dalam upaya mengumpulkan informasi tentang mantan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.
Bahkan, kelompok militan juga menembak mati petugas kesehatan yang mendistribusikan vaksin, dan mengirim pelaku bom bunuh diri untuk meledakkan kendaraan polisi yang melindungi mereka.
“Saya rasa dalam situasi seperti ini, memenjarakan orang tua tidak akan membantu. Bukan hanya tidak berhasil, tapi kemungkinan besar akan meningkatkan kemarahan," kata Heidi Larson, direktur Proyek Keyakinan Vaksin di London School of Hygiene and Tropical Medicine.
3. Akan sulit membangun kepercayaan dengan tindakan yang koersif
Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, mengatakan bakal sulit untuk membangun kembali kepercayaan dengan tindakan yang bersifat menghukum.
“Vaksin polio oral bukanlah vaksin terbaik, tapi masih jauh lebih baik daripada tidak mendapatkan vaksin sama sekali. Pada akhirnya, tugas pemerintah adalah membela anak-anak dan kita tahu bahwa jika kita tidak memvaksinasi sejumlah anak, polio akan selalu muncul kembali,” kata Offit.
Muhammad Akhtar, ayah tiga anak di Karachi, meyakini pentingnya vaksinasi polio karena sepupunya terjangkit penyakit tersebut. Namun, Akhtar tidak setuju dengan gagasan menghukum orang. Menurutnya orang tua harus bisa memilih vaksin mana yang akan diterima anak-anaknya.
Sementara itu, Khan Muhammad dari Kota Benaras dekat Karachi, termasuk di antara mereka yang percaya pada teori konspirasi palsu. Ia memiliki tujuh anak dan berpendapat bahwa polio sama seperti penyakit lainnya.
“Allah memberkati kita dengan anak-anak ini dan hanya Dia yang akan melindungi mereka. Pada akhirnya, itu adalah kehendak Tuhan," kata Muhammad.