Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Panas Ekstrem di Thailand Tembus 42 Derajat Celcius

ilustrasi cuaca panas (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi cuaca panas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Thailand pada Sabtu (22/4/2023) memperingatkan warga di sebagian besar negaranya, termasuk ibu kota Bangkok, untuk menghindari aktivitas di luar ruangan akibat cuaca panas ekstrem.

Menurut Departemen Meteorologi, di distrik Bagna Bangkok, suhu mencapai 42 derajat celcius dengan indeks panas mencapai rekor 54 derajat Celcius.

"Kadang-kadang, saya berlindung di minimarket 7-11 untuk menghindari panas," kata Amporn Supasert, seorang penjual ayam bakar di Bangkok.

Dilansir CNA, sebagian wilayah Asia dilaporkan mengalami panas ekstrem bulan ini. Bangladesh mengalami suhu tertinggi selama hampir 60 tahun dalam seminggu terakhir. Sementara itu, 13 orang meninggal di India dan dua orang meninggal di Thailand akibat sengatan panas.

1. Kebutuhan listrik melonjak

ilustrasi daya listrik (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi daya listrik (pexels.com/Pixabay)

Melansir Reuters, Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand melaporkan, suhu akan mencapai lebih dari 40 derajat Celcius di 28 provinsi pada Sabtu.

Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan, panas ekstrem baru-baru ini telah memecahkan rekor konsumsi listrik, yakni 39 ribu megawatt pada 6 April. Angka ini melampaui rekor sebelumnya, yaitu 32 ribu megawatt pada April tahun lalu.

Lonjakan permintaan listrik juga terjadi di Bangladesh dan sebagian daerah di India. Hal ini mengakibatkan pemadaman dan kurangnya pasokan listrik bagi jutaan warga.

2. Akibat pemanasan global

ilustrasi pemanasan global (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pemanasan global (pexels.com/Pixabay)

Para ilmuwan mengatakan, pemanasan global telah memperparah kondisi cuaca yang buruk.

Laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB baru-baru ini memperingatkan, setiap peningkatan pemanasan global akan mengintensifkan bahaya ganda dan bersamaan.

"Apa yang terjadi saat ini disebabkan oleh perubahan iklim, memengaruhi (cuaca) yang tidak normal dan fenomena yang disebut cuaca ekstrem," kata Mathinee Yucharoen, peneliti oseanografi pesisir dan perubahan iklim di Universitas Prince of Songkhla.

3. Tantangan kesehatan bagi masyarakat

ilustrasi orang kepanasan (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi orang kepanasan (pexels.com/Pixabay)

Fahad Saeed, pimpinan regional untuk lembaga kebijakan iklim Climate Analytics memperingatkan, lonjakan suhu dapat berdampak buruk terhadap populasi yang rentan.

"Rekor panas tahun ini di Thailand, China, dan Asia Selatan adalah tren iklim yang jelas dan akan menyebabkan tantangan kesehatan masyarakat di tahun-tahun mendatang," kata Saeed yang berbasis di Pakistan.

Menurutnya, orang-orang miskin menjadi kelompok yang terdampak paling parah akibat cuaca panas ini.

"Bahkan mungkin mengancam jiwa bagi mereka yang tidak memiliki akses ke pendingin atau tempat berlindung yang memadai," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us