Pasukan Marinir AS Mulai Pindah dari Okinawa ke Guam

- Pemindahan pasukan Korps Marinir AS dari Okinawa ke Guam dimulai pada Sabtu (14/12/2024) sebagai bagian dari rencana penataan kembali pasukan AS dan Jepang yang disetujui pada 2006.
- Sekitar 100 personel akan direlokasi untuk pekerjaan logistik awal, dan lebih dari 4 ribu anggota korps akan dipindahkan secara bertahap hingga tahun 2025.
- Relokasi ini dilakukan untuk mengurangi beban berat kehadiran pasukan AS di Okinawa, serta memperkuat kemampuan pencegahan dan respons aliansi Washington-Tokyo. Biaya transfer diperkirakan sekitar 8,6 miliar dolar AS.
Jakarta. IDN Times - Pemindahan sebagian pasukan Korps Marinir Amerika Serikat (AS) dari Okinawa ke Guam telah dimulai pada Sabtu (14/12/2024). Ini terjadi lebih dari satu dekade setelah kesepakatan yang dicapai antara kedua negara, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi beban berat kehadiran pasukan AS di pulau selatan Jepang itu.
"Tonggak penting telah tercapai sejak relokasi Marinir AS dari Okinawa ke Guam ditetapkan dalam Peta Jalan AS-Jepang untuk pelaksanaan penataan kembali pada Mei 2006," kata Kementerian Pertahanan Jepang, dikutip dari Kyodo News.
1. Total lebih dari 4 ribu marinir yang akan direlokasi
Sekitar 100 personel akan direlokasi untuk pekerjaan logistik awal. Ini merupakan tahap pertama dari lebih dari 4 ribu anggota korps yang akan dipindahkan secara bertahap hingga tahun 2025. Sekitar 5 ribu personel lainnya juga diperkirakan akan dipindahkan dari Jepang ke lokasi seperti Hawaii, namun jadwal penyelesaiannya belum jelas.
Sementara itu, militer AS mengatakan pihaknya bersama dengan Jepang akan terus bekerja sama untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan respons aliansi Washington-Tokyo. Serta, mengurangi dampaknya terhadap masyarakat lokal, termasuk Okinawa.
Nantinya, kemampuan respons aliansi akan diperkuat oleh marinir dan Pasukan Bela Diri Jepang yang akan melakukan pelatihan bersama di Guam dan Kepulauan Mariana Utara di dekatnya.
Biaya transfer ke Guam diperkirakan sekitar 8,6 miliar dolar AS (sekitar Rp137,2 triliun). Sementara itu, pemerintah Jepang akan menanggung hingga 2,8 miliar dolar AS (Rp44,6 triliun) untuk mendukung proyek infrastruktur di Pangkalan Marinir Blaz, lokasi relokasi marinir dari Okinawa, dan fasilitas militer AS lainnya.
2. Relokasi para marinir telah disetujui sejak 2006
Berdasarkan peta jalan penataan kembali pasukan Jepang dan AS yang disetujui pada 2006, pemindahan marinir ke Guam berkaitan dengan rencana utama untuk memindahkan Pangkalan Udara Futenma Korps Marinir AS dari distrik pemukiman Ginowan ke daerah pesisir Henoko yang penduduknya kurang padat di Nago, Okinawa.
Akan tetapi, kedua negara sepakat pada 2012 untuk memisahkan rencana relokasi Futenma dengan rencana pemindahan ke Guam di tengah lambatnya kemajuan proyek Futenma. Ini ditambah dengan penduduk setempat yang menyerukan agar pangkalan itu dipindahkan keluar dari Okinawa.
Saat itu, AS-Jepang sepakat mengenai relokasi sekitar 9 ribu Korps Marinir dari Okinawa ke lokasi-lokasi di luar Jepang. Hal ini akan menyebabkan jumlah total pasukan AS yang di tempatkan di pulau tersebut turun menjadi sekitar 10 ribu marinir.
Menurut kementerian Jepang, sebanyak 4 ribu personel militer yang akan dipindahkan ke Guam sebagian besar berasal dari Brigade Ekspedisi Marinir ke-3 di Kamp Courtney, Resimen Marinir ke-4 di Kamp Schwab, dan Batalyon Logistik Tempur 4 di Kamp Foster.
3. Kontroversi penempatan pasukan AS di Okinawa

Dilansir ABC News, Okinawa telah menjadi tuan rumah untuk lebih dari 50 ribu tentara AS yang bermarkas di Jepang selama lebih dari setengah abad setelah pengembaliannya dari kendali AS pada 1972, menyusul kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Sementara, 70 persen fasilitas militer AS berada di Okinawa, meskipun prefektur tersebut hanya mencakup 0,6 persen dari total luas daratan Jepang.
Banyak warga Okinawa telah lama mengeluh mengenai kehadiran militer AS yang besar di pulau itu. Sebab, warga harus menghadapi kebisingan, polusi, kecelakaan pesawat, dan kejahatan yang terkait dengan pasukan AS.
Adanya relokasi ini kemungkinan disambut baik oleh penduduk setempat, kendati seberapa besar perbaikan yang akan mereka rasakan masih belum pasti karena pembangunan militer Jepang yang cepat di kepulauan tersebut. Dimulainya relokasi marinir terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-militer AS, menyusul serangkaian kasus kekerasan seksual yang melibatkan anggota militer Amerika.
Pemerintah Jepang saat ini tengah memajukan postur pertahanan negaranya di tengah meningkatnya ketegasan militer China di kawasan tersebut. Di sisi lain, bagi AS, Okinawa memiliki kepentingan strategis, di mana letaknya yang dekat dengan China dan Semenanjung Korea.