Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Desak Israel Buka Lebih Banyak Perbatasan Gaza Guna Salurkan Bantuan

ilustrasi perbatasan Gaza
ilustrasi perbatasan Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)
Intinya sih...
  • Ancaman kelaparan meluas di Gaza, dengan kekurangan air bersih, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya.
  • Israel tuduh Hamas belum kembalikan semua jenazah sandera, mengancam memotong jatah truk bantuan yang diizinkan masuk.
  • PBB juga serukan pembukaan perbatasan Gaza utara agar pasokan vital dapat menjangkau ratusan ribu warga Palestina yang kembali ke rumah mereka yang hancur.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan lembaga bantuan kemanusiaan global mendesak Israel untuk segera membuka lebih banyak perlintasan ke Jalur Gaza yang hancur. Seruan ini dikeluarkan di tengah gencatan senjata yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

Koordinator Bantuan Senior PBB, Tom Fletcher, menyerukan Israel agar memfasilitasi lonjakan bantuan kemanusiaan secara besar-besaran. Fletcher menekankan bahwa Israel tidak boleh menahan bantuan untuk warga sipil.

“Menahan bantuan dari warga sipil bukanlah alat tawar-menawar. Memfasilitasi bantuan adalah kewajiban hukum Israel,” ujar Fletcher, dilansir The Guardian pada Rabu (15/10/2025).

1. Ancaman kelaparan meluas di Gaza

Kelaparan sudah diumumkan di beberapa bagian Gaza, terutama di wilayah utara, dan hampir semua dari 2,2 juta penduduk telah mengungsi. Ratusan ribu penduduk Gaza sangat membutuhkan bantuan karena kekurangan air bersih, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Sebanyak 190 ribu ton pasokan, termasuk makanan dan nutrisi penyelamat hidup, kini menunggu di perbatasan untuk dikirimkan. Kebutuhan yang sangat tinggi dan mendesak ini sangat kontras dengan pasokan bantuan yang diterima saat ini.

Situasi diperburuk dengan menyusutnya fasilitas kesehatan. Pada Agustus lalu, terdapat 45 klinik nutrisi rawat jalan, tetapi kini hanya tersisa tujuh. PBB telah menggariskan rencana 60 hari untuk meningkatkan pengiriman bantuan secara drastis.

Israel telah berulang kali memblokir masuknya bantuan selama konflik, memicu tuduhan bahwa negara itu menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Salah satu pekerja bantuan internasional yang baru kembali dari Gaza mengatakan, mereka memiliki persediaan dan peralatan yang dibutuhkan, hanya akses yang diperlukan.

2. Israel tuduh Hamas belum kembalikan semua jenazah sandera

Gencatan senjata yang rapuh menghadapi tantangan ketika Israel mengancam akan memotong jatah truk bantuan yang diizinkan masuk. Jumlah ini akan dikurangi menjadi 300 unit, separuh dari total 600 truk yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh AS.

Ancaman pemotongan jatah truk ini dipicu oleh tuduhan Israel bahwa Hamas menunda pengembalian jenazah sandera yang tewas. Perlintasan penting Rafah di selatan Gaza tetap ditutup karena Israel bersikeras Hamas harus menyerahkan jenazah tersebut.

Fletcher menyebut bahwa jumlah 600 truk yang disetujui Israel tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza. Penjarahan truk bantuan juga dilaporkan terjadi karena keputusasaan dan kelaparan warga.

“Jika Anda hanya memasukkan 60 truk sehari, orang-orang yang putus asa dan kelaparan akan menyerang truk-truk tersebut. Cara untuk menghentikan penjarahan adalah dengan mengirimkan bantuan dalam skala besar dan membuat sektor swasta serta pasar komersial beroperasi kembali.” kata Fletcher, dilansir Al Jazeera.

Fletcher juga meminta Hamas untuk melakukan upaya serius mengembalikan semua jenazah sandera yang tewas. Sementara itu, dilaporkan bahwa salah satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas ternyata tidak cocok dengan sandera mana pun.

3. PBB juga serukan pembukaan perbatasan Gaza utara

Selain Rafah, PBB dan lembaga bantuan juga mendesak pembukaan perlintasan lain, termasuk yang menuju Gaza utara. Pembukaan ini penting agar pasokan vital dapat menjangkau ratusan ribu warga Palestina yang kembali ke rumah mereka yang hancur.

Bantuan dilaporkan belum mencapai Kota Gaza di utara karena wilayah itu masih berada di bawah kendali militer Israel. Akses jalan utama telah rusak parah atau terhalang puing-puing bangunan tinggi yang runtuh, memutus rute kunci.

Di tengah tantangan logistik ini, Otoritas Palestina (PA) menyatakan kesediaan untuk mengoperasikan kembali perlintasan Rafah. Fletcher menyambut baik tawaran PA tersebut, serta menekankan prioritas pada evakuasi medis melalui perlintasan itu.

Uni Eropa (EU) juga telah bersiap untuk mengerahkan misi bantuan perbatasan atau EUBam di Rafah jika kondisi di lapangan membaik. Fletcher mengingatkan perlunya pendekatan praktis untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang tersisa.

“Kami membutuhkan lebih banyak perlintasan yang dibuka dan pendekatan yang tulus, praktis, serta memecahkan masalah untuk menghilangkan hambatan yang tersisa,” tutur Fletcher, dilansir Middle East Monitor.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Halte Bernilai Ratusan Juta di Bekasi yang Rusak Akhirnya Diperbaiki

17 Okt 2025, 23:32 WIBNews