Pejabat Gedung Putih Temui Putra Saudi, Bahas Normalisasi hingga Gaza

Jakarta, IDN Times- Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman pada Minggu pagi (19/5/2024). Mereka dikabarkan membahas apa yang digambarkan Saudi sebagai semi-final dari perjanjian keamanan luas antar negara.
Pertemuan berlangsung di kota Dhahran di Saudi. Washington maupun Riyadh telah membahas jaminan keamanan Amerika Serikat (AS) dan bantuan nuklir sipil sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas. Hal tersebut diharapkan AS dapat mengarah pada normalisasi hubungan Saudi-Israel.
“Versi semi-final dari rancangan perjanjian strategis antara kerajaan dan AS, yang hampir selesai, dan apa yang sedang dikerjakan antara kedua belah pihak dalam masalah Palestina untuk menemukan jalan yang kredibel, telah dibahas,” tulis pernyataan yang dirilis setelah pembicaraan tersebut, dikutip dari Associated Press.
1. AS dan Arab Saudi akan fasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza
Isi pernyataan tersebut termasuk solusi dua negara untuk memenuhi aspirasi dan hak-hak sah rakyat Palestina dan situasi di Gaza, serta kebutuhan untuk menghentikan perang di sana. Selain itu, pernyataan kedua negara juga mengatakan bahwa AS dan Saudi akan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sudah sejak lama Arab Saudi menyerukan pembentukan negara Palestina merdeka di sepanjang perbatasan Israel pada 1967. Namun, seruan itu tidak dapat dipertahankan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang pemerintahannya bergantung pada dukungan kelompok garis keras yang menentang solusi dua negara.
Saudi juga telah lama mengandalkan AS sebagai penjamin keamanan Timur Tengah yang lebih luas saat ketegangan mengenai program nuklir Iran dalam beberapa tahun terakhir meluas menjadi serangkaian serangan.
Proposal yang saat ini dibahas kemungkinan juga mencangkup hal tersebut, dilaporkan juga mencangkup akses terhadap senjata canggih dan kemungkinan kesepakatan perdagangan.
2. AS ijinkan Arab Saudi tampung uranium
Dilansir Reuters, Gedung Putih pada Jumat mengatakan bahwa Sullivan akan berkunjung ke Saudi dan Israel guna membahas masalah bilateral dan regional, termasuk Gaza dan upaya mencapai perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
Saudi telah mendorong kerja sama nuklir dalam perjanjiannya dengan AS. Washington mengizinkan Riyadh untuk memperkaya uranium di kerajaannya. Namun, hal itu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi para ahli nonproliferasi, karena dimungkinkan untuk membuat program senjata.
Tetapi, Pangeran Mohammed mengatakan, kerajaannya akan mengembangkan senjata nuklir jika Iran memilikinya.
Sementara itu, misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York menyatakan, Teheran telah melakukan pembicaraan secara tidak langsung dengan pejabat AS di Oman pekan lalu. Kantor berita Iran, (IRNA) menggambarkan misi tersebut sebagai proses yang berkelanjutan.
“Negosiasi ini bukanlah yang pertama dan bukan yang terakhir,” kata misi tersebut, tulis IRNA.
3. Perjanjian AS-Saudi tergantung komponen normalisasi
Dilansir Times Of Israel, di masa lalu, AS pernah mengatakan bahwa kesepakatannya dengan Saudi bergantung pada komponen normalisasi yang mengharuskan Israel setuju untuk menciptakan jalan bagi pendirian negara Palestina di masa depan.
Menanggapi ancaman dari menteri kabinet perang Benny Gantz mengenai sejumlah topik termasuk normalisasi Saudi, Kantor Perdana Menteri mengeluarkan penyataan bahwa Netanyahu menentang pendirian negara Palestina yang menurutnya akan menjadi negara teror.
Saat berkunjung ke Israel nanti, Sullivan dijadwalkan akan bertemu dengan Netanyahu guna menyampaikan informasi terbaru mengenai pembicaraannya di Riyadh. Mereka juga akan membahas rencana perluasan operasi militer Israel di Rafah.