Penghitungan Pemilu Turki, Erdogan Unggul Sementara

Jakarta, IDN Times - Penghitungan suara pemilihan presiden Turki sudah dimulai. Petahana Recep Tayyip Erdogan masih unggul dari dua lawannya, Kemal Kilicdaroglu dan Sinan Ogan.
Dilansir dari CNN, Senin (15/5/2023), penghitungan suara sudah hampir mencapai 100 persen. Erdogan dilaporkan memimpin dengan 49,94 persen sedangkan Kilicdaroglu 44,3 persen.
Pemilu Turki dilangsungkan pada 14 Mei 2023 sejak pagi hari kemarin dan berakhir pada pukul 17.00 sore waktu setempat.
1. Sekaligus memilih anggota parlemen
Turki menyiapkan sebanyak 191.885 kotak suara di seluruh negeri di mana setiap pemilih harus memberikan 2 surat suara, untuk presiden dan anggota parlemen, yang nantinya akan menjabat selama 5 tahun ke depan.
Lebih dari 64 juta orang terdaftar untuk memilih termasuk 1,7 orang di luar negeri.
“Negara kita telah menyelesaikan pesta demokrasi dengan pemilu 14 Mei. Meski hasil pastinya belum jelas, kami unggul,” kata Erdogan kepada para pendukungnya.
2. Akan ada putaran kedua jika tak ada suara mayoritas
Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah bahkan menyebutkan Erdogan juga unggul dalam pemilu tahun ini.
Namun, jika tidak ada yang memenangkan mayoritas yaitu 50 persen, pemilu putaran kedua akan digelar.
Namun, hasil sementara itu dikecam oleh Kilicdaroglu. Ia mengklaim bahwa dirinya yang memimpin di putaran pertama ini.
3. Erdogan sempat turun popularitasnya

Sebuah survei yang dirilis oleh Konda pada pekan lalu, Erdogan disebut hanya memperoleh 43,7 persen suara. Erdogan kalah oleh saingannya, Kilicdaroglu yang meraup 49,3 persen suara.
Dalam masa pemerintahannya, Erdogan memang sempat menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah krisis ekonomi yang menghantam Turki hingga gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 50 ribu orang di Turki pada awal tahun ini.
Selain itu, pemerintahan Erdogan juga dianggap lambat menangani korban gempa. Banyak korban gempa bumi yang menilai pemerintah tidak siap dengan bencana alam. Para ahli menunjuk lemahnya penegakan aturan bangunan sebagai sebab utama gempa itu sangat mematikan.
Berbagai partai oposisi Turki, dari kelompok nasionalis, Islamis dan konservatif, bergabung dengan blok anti-Erdogan. Ada enam partai oposisi yang kemudian mengusung Kilicdaroglu, yang berasal dari Partai Rakyat Republik yang berhaluan kiri-tengah.