Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perdana! Australia Akan Latihan Operasikan Kapal Selam Nuklir Inggris

Kapal selam tenaga konvensional milik Australia kelas Collins HMAS Collins, HMAS Farncomb, HMAS Dechaineux dan HMAS Sheean dalam formasi saat transit melalui Cockburn Sound, Australia Barat. (Dok. Angkatan Laut Australia)
Kapal selam tenaga konvensional milik Australia kelas Collins HMAS Collins, HMAS Farncomb, HMAS Dechaineux dan HMAS Sheean dalam formasi saat transit melalui Cockburn Sound, Australia Barat. (Dok. Angkatan Laut Australia)

Jakarta, IDN Times – Angkatan laut Australia akan melakukan latihan kapal selam nuklir Inggris untuk pertama kalinya. Kegiatan itu dilakukan untuk mempersiapkan kedatangan kapal selam tenaga nuklir buatan Amerika Serikat (AS) berkat kemitraan AUKUS (Australia, Inggris, dan AS).

Rencana pelatihan diumumkan saat menteri pertahanan (Menhan) Inggris, Ben Wallace, menjamu mitranya dari Australia, Richard Marles, untuk menghadiri uji coba kapal selam kelas Astute terbaru, HMS Anson.

"Hari ini adalah tonggak penting dalam persiapan Inggris dan Australia untuk menghadapi ancaman yang berkembang terhadap tatanan demokrasi liberal, terutama di Indo Pasifik," kata Wallace, dikutip Reuters.

1. Akan berlatih menggunakan kapal selam jenis Astute

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, saat uji coba kapal selam HMS Anson, Rabu 31 Agustus 2022. (Dok. Australia Minister for Defence)
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, saat uji coba kapal selam HMS Anson, Rabu 31 Agustus 2022. (Dok. Australia Minister for Defence)

Berdasarkan kesepakatan kedua pihak, Australia akan bergabung dengan Inggris menggunakan kapal selam jenis Astute setelah menjalani pelatihan khusus.

Marles mengatakan, pihaknya ingin belajar banyak dari negara mitranya itu.

“Negara-negara kita bekerja sama dalam pelatihan dan membangun keterampilan yang dibutuhkan untuk kapal selam masa depan ,kita sebagai bagian penting dari memperkuat Angkatan Pertahanan kita,” kata Marles, dikutip ABC.

2. Pengiriman membutuhkan waktu yang lama

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, bersama Menhan Inggris, Ben Wallace, saat menghadiri uji coba kapal selam HMS Anson, Rabu 31 Agustus 2022. (Dok. Australia Minister for Defence)
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, bersama Menhan Inggris, Ben Wallace, saat menghadiri uji coba kapal selam HMS Anson, Rabu 31 Agustus 2022. (Dok. Australia Minister for Defence)

Di bawah kesepakatan AUKUS yang disahkan tahun lalu, Australia dikabarkan akan mendapat 8 unit kapal selam nuklir dari AS dan Inggris. Perjanjian tersebut membuat negara itu secara sepihak membatalkan pesanan kapal selam konvensionalnya senilai 90 milliar dollar AS ke Prancis.

Terkait pembuatan kapal selam bertenaga nuklir, belum diketahui di mana akan dibuat. Hal itu tidak diungkapkan pemerintah federal hingga Maret tahun depan. Australia juga belum memilih desain dari AS atau Inggris.

Di sisi lain, pengiriman kapal selam generasi berikutnya menimbulkan kekhawatiran bagi para pengamat pertahanan. Jangka waktu pengiriman yang diperkirakan tidak akan terjadi sampai 2040 membuat pertahanan Australia rentan.

Kerentanan itu dapat diatasi jika Negeri Kanguru membeli kapal selam sementara, untuk mengisi celah antara saat kapal selam kelas Collins yang sudah tua pensiun dan kapal selam bertenaga nuklir baru dikirimkan.

3. Negara ketujuh pemilik kapal selam nuklir

Kapal selam tenaga konvensional milik Australia kelas Collins HMAS Collins, HMAS Farncomb, HMAS Dechaineux dan HMAS Sheean dalam formasi saat transit melalui Cockburn Sound, Australia Barat. (Dok. Angkatan Laut Australia)
Kapal selam tenaga konvensional milik Australia kelas Collins HMAS Collins, HMAS Farncomb, HMAS Dechaineux dan HMAS Sheean dalam formasi saat transit melalui Cockburn Sound, Australia Barat. (Dok. Angkatan Laut Australia)

Australia akan menjadi negara ketujuh yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir setelah AS, Inggris, Prancis, Cina, India, dan Rusia.

Negara itu tidak membuat senjata nuklir, tetapi menggunakan sistem propulsi nuklir untuk kapal, karena dirasa lebih sulit dideteksi daripada kapal selam bertenaga konvensional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us