Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perdana Sejak 2011, Jepang Bakal Hidupkan Lagi PLTN Terbesar di Dunia

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (unsplash.com/Wim van 't Einde)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (unsplash.com/Wim van 't Einde)
Intinya sih...
  • Reaktor di PLTN Kashiwazaki-Kariwa akan diaktifkan pada Januari 2026, meningkatkan pasokan listrik ke wilayah Tokyo sebesar 2 persen.
  • Pengoperasian kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa mendapat kecaman publik, dengan sekitar 300 demonstran berkumpul menentang pemungutan suara.
  • Dukungan penuh PM Jepang terhadap keamanan energi dan perubahan iklim, untuk memperkuat keamanan energi dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Jepang akan melanjutkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di dunia, Kashiwazaki-Kariwa, yang terletak sekitar 220 km barat laut Tokyo. Ini setelah mendapat lampu hijau dalam pemungutan suara pada Senin (22/12/2025) oleh pemerintah daerah Niigata untuk pabrik tersebut memulai operasi kembali.

Al Jazeera melaporkan, Dewan Prefektur Niigata mengesahkan mosi percaya kepada Gubernur Hideyo Hanazumi, yang mendukung dimulainya kembali operasi tersebut. Langkah ini merupakan upaya Negeri Sakura dalam mengurangi emisi.

Kebijakan tersebut mendapat reaksi keras dari publik, setelah ditangguhkan selama hampir 15 tahun akibat bencana Fukushima yang mengakibatkan 54 reaktor ditutup. Tragedi tiga kali peleburan inti reaktor di Fukushima Daiichi pada 2011, setelah gempa bumi dan tsunami, menghancurkan kepercayaan rakyat Jepang terhadap infrastruktur energi nuklirnya.

1. Reaktor di PLTN Kashiwazaki-Kariwa akan diaktifkan pada Januari 2026

Sebanyak 14 dari 33 PLTN yang masih beroperasi di Jepang telah dihidupkan kembali. Namun, Kashiwazaki-Kariwa adalah yang pertama yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Co (TEPCO). Sebelumnya, TEPCO juga mengelola PLTN Fukushima.

"Kami tetap berkomitmen penuh untuk tidak pernah mengulangi kecelakaan seperti itu dan memastikan warga Niigata tidak pernah mengalami hal serupa," kata Masakatsu Takata, juru bicara TEPCO, dikutip dari Asahi Shimbun.

NHK News melaporkan TEPCO berencana untuk mengaktifkan kembali reaktor pertama dari 7 reaktor di PLTN tersebut pada 20 Januari mendatang. Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, reaktor pertama diperkirakan dapat meningkatkan pasokan listrik ke wilayah Tokyo sebesar 2 persen.

2. Pengoperasian kembali PLTN Kashiwazaki-Kariwa mendapat kecaman publik

Ilustrasi protes anti-nuklir. (unsplash.com/Maria Oswalt)
Ilustrasi protes anti-nuklir. (unsplash.com/Maria Oswalt)

Pengaktifan kembali PLTN tersebut, telah memicu kecaman keras dari publik, meski prefektur telah menjanjikan lapangan kerja baru dan potensi tagihan listrik yang lebih rendah. Sebagian besar warga Niigata merasa cemas dengan dimulainya aktivitas tersebut.

Dilaporkan, sekitar 300 demonstran berkumpul, guna menentang pemungutan suara. Mereka membawa spanduk bertuliskan 'Tidak Ada Senjata Nuklir', 'Kami menentang pengaktifan kembali pembangkit listrik Kashiwazaki-Kariwa', dan 'Dukung Fukushima'.

Ayako Oga, 52 tahun, petani dan aktivis anti-nuklir, turut bergabung dalam protes pada 22 Desember 2025 di Niigata. Pada 2011, ia melarikan diri dari daerah sekitar PLTN Fukushima bersama 160 ribu pengungsi lainnya. Rumah lamanya berada dalam radius 20 km zona eksklusi radiasi.

"Kami tahu betul risiko kecelakaan nuklir dan tidak bisa mengabaikannya," ujar Oga, seraya menambahkan bahwa ia masih berjuang dengan gejala yang mirip dengan gangguan stress pasca-trauma akibat bencana nuklir di Fukushima.

Pada Oktober, TEPCO mengatakan bahwa pihaknya akan menyalurkan sekitar 100 miliar yen (sekitar Rp10,7 triliun) selama sekitar 10 tahun kepada pemerintah Prefektur Niigata. Ini untuk membantu merevitalisasi perekonomian lokal, dikutip dari Kyodo News.

3. Dukungan penuh PM Jepang terhadap keamanan energi dan perubahan iklim

Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi. (x.com/kantei)
Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi. (x.com/kantei)

Perdana Menteri (PM) Jepang, Sanae Takaichi, telah mendukung pembukaan kembali beberapa pembangkit listrik yang telah ditutup, guna memperkuat keamanan energi dan berkontribusi terhadap perubahan iklim. Ini setelah mempertimbangkan biaya lingkungan dan ekonomi akibat ketergantungan pada bahan bakar fosil impor.

Tahun lalu, negara ini menghabiskan 10,7 triliun yen (sekitar Rp1,1 kuadriliun) untuk impor gas alam cair dan batu bara. Jumlah tersebut sepersepuluh dari total biaya impornya. Sementara, impor bahan bakar fosil menyumbang 60 persen-70 persen dari pembangkit listrik Jepang.

Meski dibayang-bayangi dengan jumlah populasi yang menyusut, Jepang memperkirakan permintaan energi akan meningkat selama dekade mendatang. Alasannya, ledakan pusat data artificial intelligence (AI) yang membutuhkan banyak daya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan komitmen dekarbonisasinya, negara ini telah menetapkan target untuk menggandakan pangsa tenaga nuklir dalam bauran listriknya menjadi 20 persen pada 2040.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Kronologi 9 WNI Pekerja Scam Kamboja Kabur dan Pulang ke Indonesia

26 Des 2025, 23:24 WIBNews