Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perkuat Kiev, Jerman Kirim Rudal IRS-T dan Sistem Radar ke Ukraina

Kanselir Jerman, Olaf Scholz (instagram.com/olafscholz)

Jakarta, IDN Times - Jerman mengumumkan segera memasok rudal antipesawat modern dan sistem radar ke Ukraina. Pengumuman ini diungkap oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Sejumlah partai oposisi Jerman juga mendorong Scholz untuk meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina, guna melawan invasi Rusia.

1. Jerman sumbang rudal IRS-T

Kanselir Jerman Olaf Scholz (Instagram.com/bundeskanzler)

Kepada legislator di Bundestag, Scholz menyampaikan bahwa pemerintah memutuskan memasok rudal IRIS-T yang dikembangkan oleh Jerman dan negara anggota NATO lainnya.

“Kami telah memasok bantuan sejak awal perang,” kata Scholz, merujuk pada bantuan yang terdiri dari 15 juta butir artileri, 100 ribu granat tangan, dan lebih dari lima ribu ranjau antitank.

Dikutip dari Al Jazeera, Rabu (1/6/2022), Jerman juga akan memasok Ukraina dengan sistem radar untuk membantu menemukan artileri musuh.

2. Jenis senjata berat yang dikirim Jerman ke Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)

Setelah mendapat desakan dan kritik bertubi-tubi dari sekutu Uni Eropa, Jerman pada akhirnya mengirim senjata pertahanan seperti rudal antitank, senapan mesin dan amunisi.

Untuk senjata berat yang lebih kompleks, Scholz terkesan hati-hati karena tidak ingin memicu konflik terbuka dengan Rusia.

Namun partai koalisi pemerintah dan oposisi bergandengan tangan untuk mendukung pengiriman senjata berat. Jenis senjata berat yang akhirnya bisa dikirim ke Ukraina adalah kendaraan lapis baja seperti tank utama, tank ringan, bahkan tank antipesawat.

3. Partai oposisi Jerman bersatu dukung pemerintah untuk kirim bantuan ke Kiev

Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)

Pemerintahan Scholz juga didesak untuk melakukan percepatan dalam pengiriman senjata-senjata itu, guna membantu pasukan Ukraina bertahan dari gempuran angkatan bersenjata Rusia.

Sejauh ini, Jerman sangat hati-hati dalam mengirim senjata mematikan ke daerah konflik. Bahkan sebelum perang Rusia-Ukraina, Jerman memiliki aturan yang tidak memperbolehkan senjata buatannya dikirim ke wilayah konflik, meski senjata itu dimiliki pihak ketiga.

Tapi aturan itu berubah karena invasi Rusia yang menghancurkan Ukraina. Jerman pada akhirnya mengirim senjata pertahanan ke Kiev, seiring desakan Uni Eropa.

Namun, bantuan dari Jerman itu dirasa masih belum cukup, dan Scholz didesak untuk memberi izin pengiriman senjata berat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us