PM Anwar: ASEAN Jangan Jadi Penonton, Tapi Pemain Global

- Sentralitas ASEAN harus diperjuangkan melalui kerja keras dan visi bersama
- ASEAN perlu menjadi agen perubahan yang memengaruhi tatanan global
- Komitmen pada multilateralisme dan diplomasi saling percaya untuk menjaga perdamaian kawasan
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan agar ASEAN mengambil posisi strategis sebagai ‘suara akal sehat’ di tengah dunia yang semakin terpecah oleh rivalitas kekuatan besar, geopolitik, dan melemahnya multilateralisme. Hal ini ia sampaikan dalam pidato kebijakan di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Selasa (29/7/2025), dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN tahun ini.
“Di dunia yang semakin kompleks dan terfragmentasi, sentralitas dan kesatuan ASEAN menjadi lebih penting dari sebelumnya,” ujar Anwar dalam forum tersebut.
Anwar menyebutkan, tatanan internasional saat ini tidak hanya berada di bawah tekanan, tetapi juga mengalami disintegrasi pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kita hidup dalam masa yang ditandai oleh rivalitas kekuatan besar, kompetisi geoekonomi, dan multilateralisme yang terurai. Dunia semakin kompleks, kacau, dan kontradiktif,” katanya.
1. Sentralitas ASEAN Bukan Hak, Tapi Privilege

Dalam pidatonya, Anwar juga menegaskan bahwa sentralitas ASEAN, sering disebut sebagai prinsip utama diplomasi regional, bukanlah sesuatu yang bisa diterima begitu saja. Menurutnya, hal tersebut harus terus diperjuangkan melalui kerja keras, visi bersama, dan ketangguhan politik.
“Sentralitas dan kesatuan ASEAN harus menjadi kompas dalam perjalanan kolektif kita. Tapi kita harus sadar, nilai-nilai ini bukan hak yang otomatis kita miliki, melainkan hak istimewa yang harus dijaga,” tegas Anwar.
Ia mengingatkan, dunia tidak akan menunggu ASEAN. Jika kawasan ini gagal menunjukkan kepemimpinan kolektif, maka posisinya akan tergeser oleh dinamika kekuatan besar yang bermain di Indo-Pasifik.
2. ASEAN Harus Berani Menjadi Agen Perubahan

Anwar mendorong agar ASEAN tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pemain aktif yang memiliki kemampuan untuk membentuk norma dan aturan global.
“ASEAN harus menjadi agen perubahan yang mampu memengaruhi tatanan global. Kita harus terus memperjuangkan keterbukaan, inklusivitas, dan prinsip keadilan,” ujarnya.
Ia menambahkan, ASEAN perlu terus menjalin kemitraan strategis dengan berbagai negara dan kawasan, namun harus tetap tegas dalam menjaga otonomi dan kesetaraan dalam hubungan luar negeri.
“Kita harus menjadi pihak yang berbicara, bukan pihak yang dibicarakan,” kata Anwar.
3. Menegaskan Komitmen pada Multilateralisme dan Kawasan yang Damai

Bagi Anwar, ASEAN adalah salah satu kawasan paling damai dan dinamis secara ekonomi di dunia. Namun ia mengingatkan, hal ini hanya dapat dipertahankan melalui diplomasi saling percaya, dan tata kelola yang stabil.
“Kualitas yang telah menjaga perdamaian kawasan, kesabaran, kepercayaan, diplomasi yang konsisten, adalah juga kualitas yang memberi makna pada sentralitas dan kesatuan kita hari ini,” kata dia.
Anwar menutup pidatonya dengan menyerukan agar ASEAN terus menjadi jangkar stabilitas dan kemajuan bersama di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
“ASEAN tidak bisa mengendalikan arus global, tapi kita bisa menentukan arah kita sendiri dengan keberanian, pandangan jauh ke depan, dan tekad bersama,” aeru dia.