Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Finlandia Desak Negara Demokratis Tingkatkan Sanksi ke Rusia

PM Finlandia Sanna Marin dan PM Australia Anthony Albanese (Twitter.com/Finnish Government)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Finlandia, Sanna Martin, melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada Jumat (2/12/2022). Dalam kesempatan itu, Marin memperingatkan bahwa kemenangan Rusia atas Ukraina bisa memperkuat negara agresor lainnya.

PM Marin melakukan kunjungan ke Australia dan Selandia Baru untuk meningkatkan kerja sama, termasuk kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Dalam pidatonya, Marin mendesak negara-negara demokrasi agar meningkatkan sanksi kepada Rusia.

1. Kemenangan Rusia di Ukraina akan berbahaya

Pidato PM Sanna Marin di Sydney, menyinggung perang antara Rusia dan Ukraina. Dia mengatakan bahwa jika Rusia memenangkan peperangan tersebut, maka akan bisa memberdayakan negara agresor lainnya.

"Jangan salah, jika Rusia memenangkan pertaruhannya yang mengerikan, Rusia bukan satu-satunya yang merasa diberdayakan. Orang lain juga akan tergoda oleh agenda kelam yang sama," kata Marin dikutip Associated Press.

Pidato Marin itu disampaukan kepada wadah pemikir kebijakan internasional Lowy Institute. Dia menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai aksi brutal yang juga menyerang warga sipil.

2. Finlandia-Australia desak Rusia tarik pasukannya dari Ukraina

PM Sanna Marin dari Finlandia kemudian bertemu dengan PM Australia, Anthony Albanese. Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan, dua pemimpin itu menuntut agar Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina.

"Para Perdana Menteri mengutuk perang agresi Rusia, pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional dan Piagam PBB," kata pernyataan tersebut, dikutip Anadolu.

Kunjungan Marin ke Australia itu dilakukan setelah melakukan perjalanan dari Selandia Baru. Dalam pidatonya, PM Finlandia juga mendesak agar negara-negara demokrasi meningkatkan sanksi kepada Rusia.

3. Mengurangi ketergantungan dengan negara otoriter

Perdana Menteri Finalndia, Sanna Marin (Instagram.com/sannamarin)

Kunjungan PM Finlandia ke Australia dan Selandia Baru juga mengusung agenda perdagangan bebas. Hal itu merupakan upaya mencari peluang untuk mengembangkan rantai pasokan yang kuat.

"Kami menjadi terlalu bergantung pada kerja sama dengan rezim yang tidak memiliki nilai-nilai yang sama dengan kami," kata Marin dikutip Independent.

Dia mencontohkan ketergantungan energi Rusia yang membuatnya menjadi kelemahan bagi Eropa. PM Marin juga menggambarkan perdagangan dengan China sebagai kenyataan yang mengkhawatirkan.

"Kita semua memiliki kekhawatiran terkait China dan kita harus memastikan bahwa kita tidak memiliki ketergantungan kritis semacam itu" ujarnya.

Marin menggambarkan ketergantungan banyak negara pada microchip atau teknologi kritis lain. Jika kerjasama dengan negara otoriter, maka kebutuhan akan barang-barang penting tersebut bisa tiba-tiba terpotong dan menimbulkan kesulitan serta gangguan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us